Temanku Kerumahku Disaat Sedang Hujan

Assalamu’alaikum teman-teman! Pembaca setia blog aku  Okey, seperti judulnya, aku akan menceritakan pengalamanku dan Haifa ke rumahku lho! Karena seru, baca artikel ini sampai selesai ya!



Zrasshh.. hujan besar mengguyur kota depok. Termasuk sekolahku, TechnoNatura. Jlegar!! Petir besar bergemuruh di langit, membuatku duduk tegak. Awalnya dudukku bungkuk. Saat ini, aku sedang berada di saung kelas level 4, bersama Haifa, kakak level 6 aku. Cuma, bisa dibilang cukup dekat dengan Haifa kalau bermain hanya berdua. Ayahnya Haifa masih berada dikampus, sedang ada rapat dosen. Karena aku takut Haifa kesepian dan diam saja, maka aku izn ke bunda untuk mengajak Haifa ke rumah. Dan bunda-pun mengizinkanku. Kami bertiga menaiki grab-car untuk sampai ke rumahku. Di grab-car, Haifa mengabari ayahnya dengan cara menelfonnya dari handphone bundaku. Ia berbicara dengan ayahnya menggunakan bahasa Inggris. Karena ia akan ke Inggris untuk ikut ayahnya menyelesaikan beasiswanya. Setelah ia menelpon ayahnya, akupun memberi sebuah kejutan kecil untuknya, yakni... Chocopie!! “Uwah... Thanks Lifa!” Kata Haifa dengan logat bicara-nya yang khas orang inggris. Beberapa menit kemudian, kamipun sampai di rumahku. Syukur Alhamdulillah, hujannya sudah reda! Sehingga kami bertiga dapat berlari-lari kecil untuk sampai ke rumah. Sesampainya dirumah, kami langsung menjemur sepatu kami masing-masing, supaya tidak basah dan nanti jadinya u-a-b (dibalik)! Sesampanya di rumah, kami bertiga disambut oleh nenekku, dan Haifa dengan bingungnya harus menaruh Chocopie yang belum ia habiskan di grabcar. Padahal disebelah kiri bagian belakangnya, terdapat sebuh meja kayu panjang, kecil, dan pendek, warnanya coklat terang padahal. Mungkin ia sedang berpartisipasi dengan lingkungan yang sedang ditempatinya saat ini. Its okay alright? Setelah ia menyalimi embah, ia dan aku ke toilet untuk cuci tangan, sedangkan bunda di ruang cuci baju. Setelah kami cuci tangan, aku memberikan 2 opsi pilihan baju untuk Haifa. Yang pertama warna pink, yang kedua warna biru.

















Dan akhirnya ia memilih warna biru. “Aku kurang suka warna pink Lif, soalnya menurutku itu terlalu cerah warnanya!” Jelas Haifa, akupun mengangguk. Aku dan Haifa menggunakan baju kembaran lho pembaca! Hanya warna dan motif bunganya yang (sedikit) berbeda. Haifa tidak ingin mengganti celananya, oleh karena itu, akupun menemaninya untuk tidak mengganti celana. Kalau soal kerudung, aku juga meminjamkannya kerudung, karena kerudung ia juga basah. Begitupun aku. Setelah kami berdua ganti baju, Haifa-pun menjemur bajunya sambil bersenandung lagu-entahlah apa! Sedangkan aku hanya bersenandung lagu upin dan ipin.  Setelah aku menemani Haifa menjemur baju, kami berdua saling bisik berbisik. Memikirkan apa yang sedang terjadi di techno saat ada petir. Kalau Haifa berpikian kalau ada petir, murid perempuan yang lagi ada di techno akan berlindung di bawah meja sambil gemetar. Pikiranku berbeda sedikit dari dirinya. “kalau aku kira sih, bakal ada yang hampir nangis Haif! Tadi waktu kita lagi mau pakai sepatu aja, ada petir kan?” “He eh.” Jawab Haifa. “Mereka saja udah jerit jeritan kan?! Kataku ke Haifa. “Hahahaha!” Tawa kami yang langsung kami hentikan. Setelah itu, kamipun whudu dan shalat Ashar. Setelah shalat asshar, kami-pun meminum setengah gelas susu milo hangat. Setelah meminum setengah gelas Milo hangatnya, aku dan Haifa ke kios mie ayam mama Azzam. Kalau kalian makan mie ayamnya, kalian pasti bakal ketagihan! Soalnya mienya itu super enak, lembut dan alami. Sesampainya di rumah, Haifa langsung mengambil mangkok favoritku. Mangkok biru super!  Huaang!! TT Tak apa lah! Memuliakan tamu kan’, berpahala! Akhirnya, akupun menggunakan mangkok melamin bermotif bunga-bunga di pinggirannya. Aku dan Haifa rencananya akan makan sambil menonton sebuah film di ruangan ayah dan bunda, Cuma tidak jadi. Dan diganti jadi makan di ruanganku saja. Sambil makan, kami sambil membucarakan hasil try out-nya Haifa. “Aku itu senang banget sama alam, jadi nilai IPA aku tinggi lho Lif!” Cerita Haifa padaku yang aku oohh-kan. Waktu kemping beberapa waktu lalu, ia juga menceritakan keseruannya lho! Kebetulan, waktu kemping semester lalu, akau sekelompok dengan Haifa. Ia menceritakan bahwa betapa senangnya ia saat menemukan kantong sleeping bag miliknya (baca cerita lengkapnya di artikel Camping Zeru #3). Lalu ia juga kecewa saat ia tidak dapat bertemu Ular di sungai tempat aku mengisi amunisi perang air. Sebenarnya aku juga tidak melihatnya, tapi kak Zahra (mentor)-lah yang menceritakannya padaku. Setelah kami selesai makan mie ayam, kami sibuk bermain kartu UNO milik Haifa. Akhh... 6 ronde berturut-turut dari jam 16.15 sampai jam 17.38, skor aku dan haifa beda satu lebih unggul! Jadi Haifa 6, aku 5 skornya! Uwahh.. Haifa jadi master of UNO antara aku dan dia deh! Setelah bermain UNO, Haifa dan aku menikmati roti isi selai Skippy dulu, baru setelah itu, aku dan Haifa naik motor dibonceng ayah untuk ke masjid GIP, disanalah Haifa dijemput. Sesampainya di sana, kami shalat Maghrib dulu. “jangan lupa main kerumahku Lif!” teriaknya dari motor sambil melambaikan tangan saat sudah selesai shalat Maghrib. Yang diteriaki Cuma nyengir sambil melambai balik. 
Bagaimana pembaca? Apa pendapat kalian kalau ada teman kalian yang main ke rumah kalian? Dan juga bagaimana pendapat kalian kalau kalian main ke rumah teman kalian? Tuliskan pendapat kalian di kolom Comment ya! Terima kasih telah membaca artikelku kali ini teman-teman! Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh!



Comments

Popular posts from this blog