Ke Cirebon #1 (Ke pusat batik terbanyak & termurah di Cirebon, kota Udang)


Halo teman-teman! Kali ini alifa bakal menceritakan pengalaman travellingku di Cirebon! Selamat membaca guys! Oh iya, ke Cirebon ini travellingku yang kedua dari Bandung beberapa waktu yang lalu lho! 



Kami bertiga (aku, ayah dan bunda) berangkat menuju stasiun pondok cina menaiki Go Car. Kami berangkat ke stasiun pondok cina, pada pukul 7.42 pagi. Di go car, aku menulis artikel ini sambil menunggu kami sampai di stasiun pondok cina. Aaarggh.. waktu aku membukan Microsoft Office Word, Word-nya not responding!! Jadi aku harus close, menunggu sekitar 2-5 menit, baru aku dapat menulis artikel ini di Word lagi. Sampai di jalan kecil menuju stasiun pondok cina, kami turun dari go car-nya. Karena, kalau go car-nya masuk ke jalan kecilnya, kendaraan maupun orang-orang dapat terganggu. Hei! Saat kami berjalan ke stasiun pondok cina, jalanannya sudah bersih lho! Jadi nyaman dilihat, dan dilewati tanpa perlu mencium bau sampah yang sangat menyengat (walaupun masih tercium sedikit dari sampah yang ada di kali). Sesampainya di stasiun pondok cina, aku membeli tiket untuk kami bertiga di card vending machine. Setelah membeli tiket, aku yang masuk ke peron 1 terlebih dahulu dari ayah dan bunda untuk menyimpan kartunya di tasku. Saat ayah dan bunda menyusulku, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota telah tiba, sehingga kami ikut menaikinya. Walaupun tujuan kami stasiun juanda, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota ini melawati stasiun juanda ya guys... saat di kereta, aku belum bisa duduk di kursinya, karena kursinya sudah terisi semua orang, jadinya aku berdiri. Aku berdiri di pinggir pintu kereta-nya bersama bunda dan ayah. Yang membedakannya hanyalah ayah dan bunda berpegangan pada tali pegangan yang digantung, kalau aku berpegangan pada tiaang disamping pintu keretanya, maupun di samping kursi tempat penumpang duduk. Karena bosan, akupun bermain tebak-tebakan sama bunda selama 5 menit. Setelah itu aku diberi tempat duduk oleh kakak-kakak yang duduk disebelah seorang nenek-nenek. Kamipun kembali melanjutkan permainan tebak-tebakan. Aku punya beberapa tebak-tebakan yang (menurutku dan bunda) lucu lho! Berikut dibawah ini:
1.    Apa yang dimasukkan, tapi malah keluar ?
2.    Siapa nama orang Jepang yang lahir di puncak gunung Merapi saat gunung Merapi-nya lagi mau meletus?
3.    Apa bahasa Jepang-nya aku tidak punya uang di kantong aku?
4.    Apa persamaan tukang jual mie ayam sama tukang jual sate padang?
5.    Siapa yang pertama kali menemukan benua amerika?
6.    Siapa nama orang Bali yang sering jalan-jalan keluar negeri?
7.    Bapaknya orang Bali, ibunya orang Betawi, nama anaknya siapa?
8.    Apa perbedaan Megi Z dengan tukang sayur?
9.    Apa perbedaan unta dan sayur kangkung?
10. Kenapa gunung Merapi meletus ?
11. Apa persamaan telur asin sama KTP?
12. Apa persamaan pangeran Diponegoro sama RA Kartini?
13. Ikan apa yang baru lahir, langsung dipukul ibunya?
14. Apa bukti wortel baik untuk kesehatan mata?
15. Binatang apa yang warnanya hitam-putih-merah?
Dan jawabannya adalah...:
1.    Kancing >_<
2.    Kurasa Takada >_<
3.    Sakuku rata >_<
4.    Sama-sama tidak menjual nasi goreng >_<
5.    Bukan aku >_<
6.    Made  (Made in China, Made in Japan,....) >_<
7.    I Made Gede Amat >_<
8.    Megi Z bilangnya “teganya-teganya”, kalau tukang sayur “togenya-togenya” >_<
9.    Unta itu di Arab, kalau sayur kangkung itu di urap >_<
10. Kalau gunung merapi mencair, namanya gunung es >_<
11. Sama-sama di cap stempel >_<
12. Sama-sama ga punya handphone >_<
13. Ikan Louhan, baru lahir sudah ada benjol di kepalanya >_<
14. Pernah lihat kelinci pakai kacamata minus/plus/silinder? >_<
15. Zebra habis dikerokin >_<
Nenek yang disampingku, dari depok juga, mau ke daerah jakarta, tapi turunnya di stasiun Tebet. Nenek ini firasatku sudah berumur lebih dari 50 tahun, tapi masih kuat untuk naik kereta sendirian dari jam 7 pagi lho! Hebat ya, neneknya! Setelah lama bermain tebak-tebakan, kamipun sampai di stasiun Juanda. Karena kami akan berjalan kaki ke stasiun Gambir, kami bertiga pun ketoilet dulu. Setelah dari toiet, kami langsung cus ke stasiun Gambir. Saat dalam perjalanan ke stasiun gambir, aku melihat toko es krim Ragusa, es khas Italia. Aku, Vito, serta bunda sudah pernah makan es krim Ragusa disana lho! Rasanya sih seperti es serut Cuma sirupnya tidak terlalu manis dan ada topping yang bisa kita request sendiri (itu dulu, waktu tahun 2014/2015, sekarang entahlah, jadi seperti apa sistemnya). Aaakkhh.... setelah berjalan 15 menit dari stasiun Juanda ke stasiun Gambir, akhirnya kamipun sampai... setelah mengeprint tiket, kamipun check in, dan makan buah semangka yang kami bawa dari rumah tadi. Waaahh... segar banget semangkanya! Setelah makan semangka, kamipun masuk ke gerbong kereta kami, yakni gerbong 1, kereta ekonomi, jurusan Tegal Bahari. Aku duduk disebelah ayah, sedangkan bunda duduk di kursi seberang ayah dan aku, bersebelahan dengan seorang nenek-nenek juga. Setelah duduk, akupun mulai menulis artikel ini. Dan saat jam 11.15-11.30, aku makan buah manga yang bunda bawa dari rumah, serta dimsum yang kami bawa dari rumah. Setelah selesai menulis artikel ini, akupun mematikan laptopnya dan aku akhirnya tertidur... hola guys! Sekarang aku sudah bangun dan sekarang sudah jam 13.00, kamipun sampai di stasiun cirebon! Hooo... inilah udara kota pesisir utara Jawa! Yakni... panass.... karena di Cirebon ini, justru banyak pantai, bukan banyaknya gunung yang membuat kota ini sejuk. Lihat fotoku dibawah ini! Saking panasnya matahari, aku berfoto di belakang arah mataharinya, aku jadi terlihat seperti silluete(bayangan)-nya saja! Kamipun menuju pintu keluar dengan cara lewat trowongan bawah tanah. Sebelum kami makan siang, kami mengeprint tiket pulang kami esok dulu. Waahh... stasiunnya terlihat seperti stasiun dalam masa-masa Belanda lho! Lampunya juga seperti lampu pada zaman belanda! Ini dia fotoku di stasiun Cirebon! Oh lihat! Ada lukisan stasiun Cirebon pada masa Belanda lho! Jadi, tulisan Cirebon kalau ditulis dalam tulisan Belanda, tulisannya itu Cheribon. Dan inilah foto lukisannya. Setelah aku berfoto, kamipun menyebrang untuk makan siang dengan... empal gentong khas cirebon asli! Di depok, aku hanya bisa menikmati empal gentong dengan suasana kota depok yang berdebu. Kalau disini, makan empal gentong sambil menikmati suasana kota cirebon yang panas tapi bersih. Nama warung makan empal gentong di sebrang stasiun cirebon adalah... warung empal gentong dan sate kambing putra mang Darma! Ini dia link google maps-nya ya. Silahkan di copy lalu paste di laman google kamu!: https://www.google.co.id/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID813ID813&q=tempat+makan+empal+gentong+putra+darma&npsic=0&rflfq=1&rlha=0&rllag=-6710914,108557645,1278&tbm=lcl&ved=2ahUKEwi5z-Lj5bfeAhUHrY8KHYNwB40QtgN6BAgAEAQ&tbs=lrf:!2m1!1e2!2m1!1e3!3sIAE,lf:1,lf_ui:9&rldoc=1#rlfi=hd:;si:15789819851256941324;mv:!3m12!1m3!1d12258.972326727353!2d108.54608485!3d-6.70913055!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i472!2i297!4f13.1 Di warung empal gentong putra mang darma ini, ada juga yang menjualkan sate ayam, lalu ada juga yang menjual buah jeruk dan salak. . Sebelum makan, kami membeli 1 kilo jeruk dulu, untuk 2 hari ini. Yang menjual buah jeruk dan salak ini, adalah seorang nenek-nenek berusia 85 tahun lho! Wah.. hebat ya neneknya, sudah tua, tapi masih sehat dan mau berjualan makanan yang sehat juga... 1 kilo jeruk di nenek ini, harganya Rp.35.000,00. Setelah membeli 1 kilo jeruk, kamipun menikmati makan siang kami. Hhmmm... enak banget empal gentong beserta lontongnya! Rasa empal gentongnya khas rempah-rempah, rasa lontongnya khas terasa banget daun pisangnya! Kalau soal kelembutan dari lontongnya, sudah pasti lembut! Lalu, soal asin dari empal gentongnya, asin dari rempah rempah dan sedikit tambahan garam waktu dimasak, jadi non mecin! Karena bunda penasaran dengan telur asin, sedangkan ayah penasaran dengan kerupuk kulit disini, maka mereka berdua membeli apa yang mereka mau. Wah! Bunda suka banget telur asin disini! Why?? Karena..
1.    Telurnya telur bebek, banyak lemaknya, cocok untuk orang keto
2.    Asinnya tidak berlebihan seperti telur asin depok
3.    Warna kuning dan putih telurnya, itu alami dan tidak mencolok
4.    Tekstur telurnya lembut
5.    Telurnya besar-besar, jadi makan 1 butir sudah cukup kenyangnya
Yang sekarang menjadi pertanyaan kami ialah tentang kerupuk kulit... kenapa?? Because:
1.    Warna kerupuk kulitnya coklat
2.    Kerupuk kulitnya kurus-kurus
3.    Kerupuk kulitnya perbuah, bukan perbutir
4.    Kerupuk kulitnya agak terasa tawar
5.    Kerupuk kulitnya renyahnya tidak berlebihan seperti kerupuk kulit di jakarta sampai depok
Wah-wah-wah! Sekarang aku dapat ilmu baru dari kak Novi dan disampaikan kembali oleh bunda! Yaitu tentang warna kerupuk kulitnya. Dari saya tinggal di Djogja, ibu saya itu suka bikin kerupuk kulit. Dan yang bersihin kulit sapinya kadang ibu, kadang bapak saya. Dan waktu dibersihin, selama apapun kulit sapinya bakal tersisa warna kulitnya, ga sampai putih! Justru sekarang saya yang tinggal di depok, kok warna kerupuk kulitnya putih bersih, warna coklat kulit sapinya malah sedikit terlihatnya. Saya justru curiga, jangan-jangan kerupuk kulitnya bisa putih karena dikasih pemutih gitu! Jelas kak Novi. Wah, jadi ini kerupuk kulit yang alami! Walaupun bentuknya kurus, perbuah, dan rasanya agak tawar, tetap saja ini kerupuk enak, yang sehat! Setelah kami makan, kamipun membayarnya dan cus ke hotel yang sudah kami booking. Kami membooking hotel verse yang terletak di Jalan Tuparev No.168, Kedawung, Cirebon, Jawa barat. Kami menaiki Go-Car untuk sampai ke hotel Verse. Hotel Verse ini terletak 3 Km. dari stasiun (besar) Cirebon. Sesampainya di hotel Verse... whuaa... cukup besar dan tenang banget disini! Karena letaknya di belakang jalan besar, dan sejejer maupun besbrangan dengan ruko-ruko lainnya! Nah, di ruko paling belakang disebelah kanan itu, kosong, kalau yang disebelah kirinya ada ruko developer perumahan. Dibelakang ruko yang disebelah kanan dan kiri itu, ada tanah kosong yang terdapat tanah kosong yang tertanam tanaman rambat dan semak-semak belukar  yang tidak diketahui apa nama dan jenisnya. Ada 10 lantai kalau dihitung dengan lantai G (Ground)-nya. Hanya saja, lantai yang tidak menggunakan lift ada 1 yaitu tempat meeting, musholla, serta reastaurant. Letak 3 tempat tersebut, terletak di lantai setelah lantai G, pengganti lift-nya menggunakan tangga yang terhubung dari lantai G ke lantai diatasnya G. Verse hotel ini menyediakan (kalau ga salah) 1 buah mobil untuk darurat, penjemputan penginap, maupun pengantaran bagi penginap. Mobilnya menggunakan mobil Nissan Evalia. Sambil menunggu ayah selesai Check In, aku mengambil foto di ruko disebrang Verse hotel, yakni ruko Coffee Boss. Wah, ini sih, kalau ayah mau ngopi tinggal turun dari kamar, keluar dari hotel, nyebrang, pesan, minum kopinya deh! Pikirku waktu kembali masuk ke Verse Hotel. Eh, menurut presepsi ayah dan bundaku, hotel ini dibangun di belakang jalan raya, supaya tenang! Karena Verse hotel ini bekerja sama Exx Vee Inn Japan lho! Karena orang jepang suka dengan ketenangan, dibuatlah hotel ini dibelakang jalan raya. Lagipun, hotel ini banyak dikunjungi oleh turis-turis negara asia! Kalau keluar dari hotel langsung jalanan, kayaknya mereka bakal pusing atau bahkan tidak nyaman.  5 cabang verse jangan forgot ditulis dari brosur! Setelah ayah selesai check in, kamipun menuju lantai 5, tempat terletaknya kamar kami. Sebenarnya, aku itu agak takut kalau menginap di hotel, soalnya waktu kelas 3 SD, aku pernah ke sebuah homestay bernama Agro Wisata Salatiga di Salatiga. 1 kamar berisi 4/5 orang waktu itu. Yang bertugas menyimpan kunci cadangannya itu aku. Disana, kami tinggal selama 3 hari 2 malam. Waktu kami packing, semuanya sudah siap. Nah, saat kami mengembalikan kunci masih aman-aman dan tenang saja kan, Cuma aku punya insting yang kurang baik, dan insting itu melekat dalam diriku sampai pagi hari waktu sudah dirumah. Waktu pagi-pagi aku packing tas untuk hari itu sekolah, aku menemukan sebuah kunci dengan batangan kayu di dalam salah satu kantong tas aku. Wah, firasat kurang baikku mulai terasa dengan kencang, dan waktu aku tahu apa batang kayu itu.. wah, rumahku langsung kalang kabut oleh tawa bingung dan takut. Bayanhgin! Kunci cadangan agro wisata salatiga terbawa olehku! Sejak itulah, aku jadi ga mau menginap di hotel. Kejadian diatas tadi, terkenang terus dalam benakku, dan tiap diungkit, aku pasti bakal tertawa. Wah! Lift-nya (menurutku) tingkat internasional! Soalnya lantainya diberi kramik, pegangan di bagian kanan dan kiri tebal dan dari besi yang (i think) kuat, dinding lift-nya dapat memantulkan diri kita sendiri. Ting.. lift-pun sampai di lantai 5. Saat pintu lift terbuka, lukisan batik 3D terpasang di dinding-dinding.. wahh.. indah sekali! Teknologi modern, suasana seperti di museum batik! Yah, aku mau coba tempelin kartunya ke sensor boleh? Tanyaku pada ayah. Nih kak. Kata ayah sambil menyerahkan karettu kamar kami. Kamar kami bernomor 530. Saat sudah kutempelkan, sensor memang menyala, Cuma kok pintu tidak terbuka? Pikirku sambil takut pintu kamar kita tak terbuka. Sini kak. Kata ayah. Tempel kartunya, buka dengan cepat pintunya! Seru ayah. Ooo.. kataku dan bunda sambil tukar pandang. Lho? Lampu sama sekali tidak menyala? Pikirku bingung. Kartunya masukin ke tempat kartu bertulisan insert card for power, nih. Kata ayah sambil menunjuk tempatnya saat lampu sudah menyala. Wah! Kata ayah memang benar! Ayah memang update untuk dunia perteknologian! Kami perlu menjelajahi kamar ini dulu. Kamar yang kami tempati ini tingkatnya Deluxe, atau yang paling bagus. Alhamdulillah... pintu toilet disini, cukup unik lho! Jadi 1 pintu untuk 2 bagian yakni toilet dan washroom. Jadi kalau pintu didorong kedepan, toilet dan washroom tertutup, kalau pintunya didorong ke samping, bagian washroom juga tertutup. Unik bukan? Dan yang paling menyenangkan lagi, sudah tersedian sabun mandi cair, shampo, washcap, 2 set sikat gigi+odol, serta sabun sereh! Snack dan air mineral 330 ml. Juga gratis! Kecuali air mineral 1500 ml. Harus bayar Rp.15.000,00. Kalau bahasa kami sih, disini itu krisis air. Soalnya, air 1500 ml. Di supermarket lainnya, hanya Rp.5-8.000,00, kok disini Rp.15.000,00? Setelah kami mengeksplorasi kamar ini, kami juga mengeksplorasi tentang jendela kamar ini. Wahh.. rupanya kacanya ditutup stiker hitam! Dan ayah jadinya merasa pengap disini. Ayah ingin menukar kamarnya dengan kamar yang jendelanya terbuka. Saat kami menelfon manager untuk menukar kamarnya, sang manager menjelaskan, bahwa kalau mau menukar kamarnya, ke kamar yang jendelanya terbuka, kamarnya mungkin akan lebih kecil. Tidak ada round table, lalu jalan antara kasur dengan tembok di depan kasurnya lebih kecil. Karena kami bertiga, kami memerlukan tempat yang cukup bersar, jadi kami tetep di kamar yang bertingkat deluxe ini. Setelah kami mengeksplorasi, kami istirahat dan memakan snack-snack kami yang kami bawa, seperti jeruk dan  mangga. Setelah makan jeruk dan mangga, kami menggosok gigi kami masing-masing, setelah itu.... kamipun berangkat ke batik Trusmi! Batik Trusmi terletak 3 km. dari hotel Verse. Kami memutuskan untuk berjalan ke batik Trusmi. Keinginan kami untuk berjalan, sepertinya tidak tercapai, karena ternyata... cukup jauh! Jadi saat kami di bundaran kedua di jalan raya menuju hotel Aston, kamipun memesan Go-Car. Sampai di Go-Car, kami beristirahat dengan cara duduk dengan tenang sambil melihat jalan di kota cirebon ini. Saat sudah selesai mengamati jalan di kota cirebon, aku dan bunda berfoto dengan gaya yang sedikit anah, dan kami juga berselfie menggunakan gaya mirror dari HP bunda. Setelah kami berselfie bersama, kamipun sampai di Batik Trusmi! Waw. Rupanya batik trusmi adalah toko batik terbesar dan terbaik di Indonesia lho! Hebat ya! Saat sudah sampai, aku shalat ashar di masjid terdekat disana, soalnya aku belum shalat ashar. Setelah shalat Ashar, ayah mencari air minum yang berukuran 1500 ml. Ayah membeli 2 botol air mineral tersebut. Sedangkan kami (aku dan bunda) berfoto di free photobooth yang sangat terbuka untuk umum. Waahhh... aku jadi bakal nyaman disini terus deh! Soalnya ada resto kecil milik batik Trusmi yang diberi nama batik Kitchen, ada funpark, ada penari khas Cirebon, tak lupa juga pastinya ada pusat perbelanjaan produk eksklusif dari batik Trusmi. Setelah aku berfoto di photobooth terbuka bagi umum, aku dan bunda-pun memasuki funpark. Dan saat kami melihat ada dinding yang terdapat gambar anak-anak yang berlari ingin menuju funpark di batik trusmi. Aku juga berfoto di dinding pantun ala batik trusmi, pantunnya memang lucu, tapi juga tetap sopan. Whuahh.. disini ada pintu buk bacem lho! Besar, indah, serta pribadi banget! Rasanya kau seperti berada di zaman kesultanan-kesultanan yang pintu diistanyanya banyak pintu buk bacem. Tilululit-tilulit-titi-lulit.. suara ringtone bunda saat menerima panggilan telefon berbunyi (kirs-kirs) 30 detik setelah bunda memotretu di depan pintu buk bacem. Karena kami merasa tanggung, masih ada 2 tempat berfoto yang unik, kamipun berfoto secepat kilat di 2 tempat berfoto tersebut. Siipp... lets go to ayah! Ser bunda bersemangat karena akan ada air mineral yang ayah bawa. Maklum, di kota yang panas ini, sorepun masih cukup hangat, karena itu kami perlu banyak minum. Setelah menghampiri ayah untuk minum, ksmi krmbsli ke trupark untuk mrngsmbil vifdo dari para penari di trupark. Wahh! Untuk menonton tarian khas cirbon ini, kita hanya perlu mamasukkan uangnya ke sebuah kardus tappi kita memberi dengan seikhlasnya. Ada 2 penari yanng menari tarian khas cirebon ini, yang pertama ada penari berbaju iru, yang kedua penari berbaju merah. Hhmm.. mungkin kalau ayah yang sendinya tida kuat menopang sesuatu yang berat lagi namu  memaksakan menari seperti para penari perempuan tadi, mungkin ayah harus konsultasi beberapa bulan beberapa kali! Ssedangkan para perempuan tadi sendinya sungguhllah kuat. Di sebelah panggung tempat penari itu menari, terdapat 2 tempat, yakni tempat untuk melukis yang perlu membayar, dan tempat membuat batik lho! Membuat batiknya memnggunakan malam yang sudah ada diatas wajan yang paling kecil , tinggal apinya dinyalakan, malamnya cair, ambil malam menggunakan canting, tebalkan menggunakan malam tadi deh! Trupark ini dibuka untuk umum, jam operasinya mulai dari jam 8.00-17.00. setelah berkenalan dan melihat-lihat trupark, adzan Maghrib-pun sudah berkumandang... namun mushalla disini nampaknya penuh oleh lautan manusia yang muslim! Jadi karena kalau travelling shalatnya bisa dijammak, kami memutuskan untuk menjammak takh’ir shalat isya dengan shalat maghrib. Nah, kami meluangkan waktu kami untuk berbelanja oleh-oleh untuk keluarga kami, serta guruku di pusat perbelanjaan batik trusmi. Tujuan pertama kami adalah mencari mukena yang bagus dan simple untuk uti (ibu dari ayah) yang di Jakarta selatan. Akkhh.. bagi ayah, cukup sulit untuk memilih mana mukena yang akan dibelikan untuk uti, sehingga ayah mundur-mundur untuk memastikan mana yang coco untuk uti, namun dibelakang ayah ada troli belanja! Dan akhirnya... blugh... ugh..aaaaa... pekikku dengan suara nyaris habis. Trolinya terjatuh ke kakiku! Huaa.. kakiku berdarah! Namun karena toilet jauh, aku memmutuskan untuk meniup darahku saja, supaya kering dan lukanya tidak terasa begitu perih. Untung ayah sudah minta maaf kepadaku. Ternyata cukup lama untuk memilih mukena uti, jadi bunda dan ayah memutuskan kalau aku diizinkan untuk mencari baju sekolah untukku. Benarkah?! Terima kasih ayah dan bunda! Ucapku girang. Yach! Rupanya memang saatnya bagiku untuk menggunakan blus orang dewasa! Karena baju-baju rapi untuk anak-anak disini, justru berukuran untu diriku yang berumur 8 tahun, kecilnya.. setiap aku mendapatkan blus yang kusuka, harganya pasti Rp.45-110.000,00! Sisanya blus batik yang benar-benar bermodel seperti untuk orang tua, warnanya coklat, motif bunganya banyak, motif kotaknya banyak banget. WARNING: kalimatku ini bukannya tanda kalau aku tidak bersyukur telah diizinkan membeli blus, tapi memang saat ii aku belum menemukan blus yang pas untukku. Namun, setelah aku melihat-lihat kebelakang..... Alhamdulillah! Aku menemukaan blus yang pas! Warnanya biru, bunganya cukup, kotak-kotaknya tidak terlalu banyak! Kyya... aku suka! Segera kuambil yang berukuran M, dan kuserahkan pada ayah dan bunda untuk disetujui. Boleh kak! Seru bunda. Alhamdulillah... saat mau kutaru blusnya di troller! Wach? Sudah ada daster untuk embah (ibu dari bunda) di depok, mukena uti, serta kemeja ayah! Asik! Keluargaku dapat suvenir eksklusif dari batik trusmi! Setelah menyerahkan blusku, aku membantu bunda mencari baju untuk saudaraku, yakni:
·         Vita
·         Vito
·         Asil
Vito adalah kakak dari Vita, dan anak dari om dan tanteku dari embah. Sedangkan Asil anak dari om dan tanteku dari uti. Vita mendapatkan baju semi daster berwarna ungu muda dengan tulisan batik trusmi. Yang bajunya kembar adalah baju vito dan asil baju mereka berwarna biru muda, berlengan pendek, dan bertulisan cirebon kota udang. Ukuran baju vito M, sedangkan asil S. M berarti Medium, kalau dibahasa indonesiakan artinya Sedang. Sedangkan S artinya Small, bahasa indonesianya Kecil. Daster embah berwarna hijau tosca dengan batik bunga. Sedangkan mukena uti berwarna coklat dengan motif batik bunga dan kotak di renda bagian kerudung mukena, dan bawahan mukena. Nah, yang menjadi tantangan sekarang adalah mencari baju untuk bunda. Setelah 5 menit mencari, bunda berhasil menemukan baju yang bunda inginkan. Yaitu setelan baju rumahan. Hmmm?? Aku agak bingung! Kok bisa ya, bunda menggunakan baju ukuran anak remaja! Soalnya bunda menemukan setelan baju tersebut di barisan baju remaja. Identifikasi bajunya, warnanya biru super muda, ada batik bunga dibagian bawah dan kerahnya, dan juga lengannya berkaret. Kalau ayah, baju kemeja batik berwarna coklat, motifnya batik megamendung, mirip blus yang awalnya  mau kuambil. Sepertinya kata orang-orang memang terbukti! Bahwa bunda adalah anak remmaja. Baju setelan remaja saja muat dipakai baginya! Memang saat kami berdua sedang berjalan jalan, sering ada yang bertanya, ini kakaknya berapa tahun dek? Dan kebanyakan orang yang bertanya padaku. Setelah menemukan bajunya, kami berencana untuk membayarnya, namun kami tiba-tiba melihat ada pouch anak remaja, harganya hanya Rp.39.000,00 2 buahnya lho! Segera saja kami mengambilnya untuk bunda jual, untukku, serta untuk kak Novi. Awalnya kami mau memberikan sesuatu yang sama spesialnya dengan pouch remaja ini, namun kemi menemukan pouch warna ungu, batiknya batik megamendung, dan bahan kainnya bagus. Bunda memang senang berjualan, karena berjualan adalah kebiasaan Rasulullah yang sungguh baik dan bermanfaat. Wach? Bunda beli pouch untuk jualannya 2 saja? Tanyaku. Ga nanggung bun? Tanya ayah. Nanti paling nemu lagi, ambil lagi deh! Jelas bunda. Akh.. saat kami mau ke kasir, bunda kembali menaruh pouch batik untuk make up ke troli! Kali ini bunda mengambil 3 buah. Namun apa yang terjadi selanjutnya? Bunda menemukan tempat pensil pasir dengan cat timbul! Bundapun mengambilnya 5 buah. Bunda juga menemukan pouch anak remaja dari bahan jeans! Ahh.. karena lelah aku duduk di salah satu photobooth batik trusmi. Maklum, capek banget! Sudah jam 20.00 (8) malam pula! Mom, dad, when we go to hotel.. tanyaku lemas. Sebentar ya kak, kita bayar dulu semua ini... kata bunda menunjuk belanjaan kami di meja kasirnya. Setelah bunda membayarnya, kamipun makan di Batik Cafe. Ihh... dekorasinya cute dan uniq deh! Elegan pula. Ada tempat makan sofa dan meja kramiknya, meja dari mesin jahit, bahkan meja dari daun pintu! Wiss.. keren ya! Karena 10 menit lagi Batik Kafe sudah close order namun masih bisa makan beberaa menit, kamipun langsung memesannya. Berikut pesanan kami:
-       Bunda: ayam bakar madu
-       Ayah: paket empal gentong
-       Alifa: Ayam goreng mozarella
Saat menunya sudah datang... uwah.. kami semua langsung makan dengan lahap namun tidak bunyi klontang-klanting karena berisik dari sendok yang terbentur keras ke piring. Yach the?! Baru kali ini kulihat ayah lapar banget, karena nasinya bunda saja ayah yang habiskan. Gak apa apa, porsi makan laki-laki dewasa itu lebih banyak. Ternyata nemenin keluarga menelusuri dan berbelanja itu capek banget. Gumam ayah yang membuat kami tertawa. Setelah makan, kamipun membayar pesanan kami dan aku foto sambil berpura pura bermain piano dulu. Setelah berfoto, kamipun pulang ke hotel. Sampai di hotel, aku dan bunda memakan semur yang kami bungkus tadi pagi. Setelah itu aku mandi, gosok gigi, dan bersiap untuk tidur. Setelah bunda, lalu ayah selesai mandi, kamipun tidur bersama... met bobo semua..... krrr...

Pictures time!

foto aku di photobooth batik Trusmi waktu menunggu bunda untuk membayar belanjaan di kasir









Foto telur asin dan kerupuk kulit 
khas cirebon di warung makan empal gentong putra mang darma





foto aku di  photobooth of Batik Trusmi  






foto penari di Batik Trusmi





foto malam yang ada di yuk belajar membatik di batik trusmi 


foto canting yang ada di yuk belajar membatik di batik trusmi 






Guys, jangan lupa untuk baca petualanganku di cirebon ya! Itu adalah artikel lanjutan dari artikel ke cirebon ini yay! Ingat... jangan lupa baca ke cirebon #2 yay! Byee...
#dont forget to comment, like, and subscribe!

Comments

Popular posts from this blog