Ke Cirebon #1 (Ke pusat batik terbanyak & termurah di Cirebon, kota Udang)
Halo teman-teman! Kali ini alifa
bakal menceritakan pengalaman travellingku di Cirebon! Selamat membaca guys! Oh
iya, ke Cirebon ini travellingku yang kedua dari Bandung beberapa waktu yang
lalu lho!
Kami bertiga (aku, ayah dan bunda) berangkat menuju stasiun pondok cina menaiki Go Car. Kami berangkat ke stasiun pondok cina, pada pukul 7.42 pagi. Di go car, aku menulis artikel ini sambil menunggu kami sampai di stasiun pondok cina. Aaarggh.. waktu aku membukan Microsoft Office Word, Word-nya not responding!! Jadi aku harus close, menunggu sekitar 2-5 menit, baru aku dapat menulis artikel ini di Word lagi. Sampai di jalan kecil menuju stasiun pondok cina, kami turun dari go car-nya. Karena, kalau go car-nya masuk ke jalan kecilnya, kendaraan maupun orang-orang dapat terganggu. Hei! Saat kami berjalan ke stasiun pondok cina, jalanannya sudah bersih lho! Jadi nyaman dilihat, dan dilewati tanpa perlu mencium bau sampah yang sangat menyengat (walaupun masih tercium sedikit dari sampah yang ada di kali). Sesampainya di stasiun pondok cina, aku membeli tiket untuk kami bertiga di card vending machine. Setelah membeli tiket, aku yang masuk ke peron 1 terlebih dahulu dari ayah dan bunda untuk menyimpan kartunya di tasku. Saat ayah dan bunda menyusulku, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota telah tiba, sehingga kami ikut menaikinya. Walaupun tujuan kami stasiun juanda, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota ini melawati stasiun juanda ya guys... saat di kereta, aku belum bisa duduk di kursinya, karena kursinya sudah terisi semua orang, jadinya aku berdiri. Aku berdiri di pinggir pintu kereta-nya bersama bunda dan ayah. Yang membedakannya hanyalah ayah dan bunda berpegangan pada tali pegangan yang digantung, kalau aku berpegangan pada tiaang disamping pintu keretanya, maupun di samping kursi tempat penumpang duduk. Karena bosan, akupun bermain tebak-tebakan sama bunda selama 5 menit. Setelah itu aku diberi tempat duduk oleh kakak-kakak yang duduk disebelah seorang nenek-nenek. Kamipun kembali melanjutkan permainan tebak-tebakan. Aku punya beberapa tebak-tebakan yang (menurutku dan bunda) lucu lho! Berikut dibawah ini:
Kami bertiga (aku, ayah dan bunda) berangkat menuju stasiun pondok cina menaiki Go Car. Kami berangkat ke stasiun pondok cina, pada pukul 7.42 pagi. Di go car, aku menulis artikel ini sambil menunggu kami sampai di stasiun pondok cina. Aaarggh.. waktu aku membukan Microsoft Office Word, Word-nya not responding!! Jadi aku harus close, menunggu sekitar 2-5 menit, baru aku dapat menulis artikel ini di Word lagi. Sampai di jalan kecil menuju stasiun pondok cina, kami turun dari go car-nya. Karena, kalau go car-nya masuk ke jalan kecilnya, kendaraan maupun orang-orang dapat terganggu. Hei! Saat kami berjalan ke stasiun pondok cina, jalanannya sudah bersih lho! Jadi nyaman dilihat, dan dilewati tanpa perlu mencium bau sampah yang sangat menyengat (walaupun masih tercium sedikit dari sampah yang ada di kali). Sesampainya di stasiun pondok cina, aku membeli tiket untuk kami bertiga di card vending machine. Setelah membeli tiket, aku yang masuk ke peron 1 terlebih dahulu dari ayah dan bunda untuk menyimpan kartunya di tasku. Saat ayah dan bunda menyusulku, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota telah tiba, sehingga kami ikut menaikinya. Walaupun tujuan kami stasiun juanda, kereta bertujuan akhir stasiun jakarta kota ini melawati stasiun juanda ya guys... saat di kereta, aku belum bisa duduk di kursinya, karena kursinya sudah terisi semua orang, jadinya aku berdiri. Aku berdiri di pinggir pintu kereta-nya bersama bunda dan ayah. Yang membedakannya hanyalah ayah dan bunda berpegangan pada tali pegangan yang digantung, kalau aku berpegangan pada tiaang disamping pintu keretanya, maupun di samping kursi tempat penumpang duduk. Karena bosan, akupun bermain tebak-tebakan sama bunda selama 5 menit. Setelah itu aku diberi tempat duduk oleh kakak-kakak yang duduk disebelah seorang nenek-nenek. Kamipun kembali melanjutkan permainan tebak-tebakan. Aku punya beberapa tebak-tebakan yang (menurutku dan bunda) lucu lho! Berikut dibawah ini:
1. Apa yang
dimasukkan, tapi malah keluar ?
2. Siapa nama
orang Jepang yang lahir di puncak gunung Merapi saat gunung Merapi-nya lagi mau
meletus?
3. Apa bahasa
Jepang-nya aku tidak punya uang di kantong aku?
4. Apa
persamaan tukang jual mie ayam sama tukang jual sate padang?
5. Siapa yang
pertama kali menemukan benua amerika?
6. Siapa nama
orang Bali yang sering jalan-jalan keluar negeri?
7. Bapaknya
orang Bali, ibunya orang Betawi, nama anaknya siapa?
8. Apa
perbedaan Megi Z dengan tukang sayur?
9. Apa perbedaan
unta dan sayur kangkung?
10. Kenapa
gunung Merapi meletus ?
11. Apa
persamaan telur asin sama KTP?
12. Apa
persamaan pangeran Diponegoro sama RA Kartini?
13. Ikan apa
yang baru lahir, langsung dipukul ibunya?
14. Apa bukti
wortel baik untuk kesehatan mata?
15. Binatang
apa yang warnanya hitam-putih-merah?
Dan jawabannya adalah...:
1. Kancing >_<
2. Kurasa
Takada >_<
3. Sakuku rata
>_<
4. Sama-sama
tidak menjual nasi goreng >_<
5. Bukan aku
>_<
6. Made (Made in China, Made in Japan,....) >_<
7. I Made Gede
Amat >_<
8. Megi Z
bilangnya “teganya-teganya”, kalau tukang sayur “togenya-togenya” >_<
9. Unta itu di
Arab, kalau sayur kangkung itu di urap >_<
10. Kalau
gunung merapi mencair, namanya gunung es >_<
11. Sama-sama
di cap stempel >_<
12. Sama-sama
ga punya handphone >_<
13. Ikan
Louhan, baru lahir sudah ada benjol di kepalanya >_<
14. Pernah
lihat kelinci pakai kacamata minus/plus/silinder? >_<
15. Zebra habis
dikerokin >_<
Nenek yang disampingku, dari depok
juga, mau ke daerah jakarta, tapi turunnya di stasiun Tebet. Nenek ini
firasatku sudah berumur lebih dari 50 tahun, tapi masih kuat untuk naik kereta
sendirian dari jam 7 pagi lho! Hebat ya, neneknya! Setelah lama bermain
tebak-tebakan, kamipun sampai di stasiun Juanda. Karena kami akan berjalan kaki
ke stasiun Gambir, kami bertiga pun ketoilet dulu. Setelah dari toiet, kami
langsung cus ke stasiun Gambir. Saat dalam perjalanan ke stasiun gambir, aku
melihat toko es krim Ragusa, es khas Italia. Aku, Vito, serta bunda sudah
pernah makan es krim Ragusa disana lho! Rasanya sih seperti es serut Cuma
sirupnya tidak terlalu manis dan ada topping yang bisa kita request sendiri
(itu dulu, waktu tahun 2014/2015, sekarang entahlah, jadi seperti apa
sistemnya). Aaakkhh.... setelah berjalan 15 menit dari stasiun Juanda ke
stasiun Gambir, akhirnya kamipun sampai... setelah mengeprint tiket, kamipun
check in, dan makan buah semangka yang kami bawa dari rumah tadi. Waaahh...
segar banget semangkanya! Setelah makan semangka, kamipun masuk ke gerbong
kereta kami, yakni gerbong 1, kereta ekonomi, jurusan Tegal Bahari. Aku duduk
disebelah ayah, sedangkan bunda duduk di kursi seberang ayah dan aku,
bersebelahan dengan seorang nenek-nenek juga. Setelah duduk, akupun mulai
menulis artikel ini. Dan saat jam 11.15-11.30, aku makan buah manga yang bunda
bawa dari rumah, serta dimsum yang kami bawa dari rumah. Setelah selesai
menulis artikel ini, akupun mematikan laptopnya dan aku akhirnya tertidur...
hola guys! Sekarang aku sudah bangun dan sekarang sudah jam 13.00, kamipun
sampai di stasiun cirebon! Hooo... inilah udara kota pesisir utara Jawa!
Yakni... panass.... karena di Cirebon ini, justru banyak pantai, bukan
banyaknya gunung yang membuat kota ini sejuk. Lihat fotoku dibawah ini! Saking
panasnya matahari, aku berfoto di belakang arah mataharinya, aku jadi terlihat
seperti silluete(bayangan)-nya saja! Kamipun menuju pintu keluar dengan cara
lewat trowongan bawah tanah. Sebelum kami makan siang, kami mengeprint tiket
pulang kami esok dulu. Waahh... stasiunnya terlihat seperti stasiun dalam
masa-masa Belanda lho! Lampunya juga seperti lampu pada zaman belanda! Ini dia
fotoku di stasiun Cirebon! Oh lihat! Ada lukisan stasiun Cirebon pada masa
Belanda lho! Jadi, tulisan Cirebon kalau ditulis dalam tulisan Belanda,
tulisannya itu Cheribon. Dan inilah foto lukisannya. Setelah aku berfoto,
kamipun menyebrang untuk makan siang dengan... empal gentong khas cirebon asli!
Di depok, aku hanya bisa menikmati empal gentong dengan suasana kota depok yang
berdebu. Kalau disini, makan empal gentong sambil menikmati suasana kota
cirebon yang panas tapi bersih. Nama warung makan empal gentong di sebrang
stasiun cirebon adalah... warung empal gentong dan sate kambing putra mang
Darma! Ini dia link google maps-nya ya. Silahkan di copy lalu paste di laman
google kamu!: https://www.google.co.id/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_enID813ID813&q=tempat+makan+empal+gentong+putra+darma&npsic=0&rflfq=1&rlha=0&rllag=-6710914,108557645,1278&tbm=lcl&ved=2ahUKEwi5z-Lj5bfeAhUHrY8KHYNwB40QtgN6BAgAEAQ&tbs=lrf:!2m1!1e2!2m1!1e3!3sIAE,lf:1,lf_ui:9&rldoc=1#rlfi=hd:;si:15789819851256941324;mv:!3m12!1m3!1d12258.972326727353!2d108.54608485!3d-6.70913055!2m3!1f0!2f0!3f0!3m2!1i472!2i297!4f13.1
Di warung empal gentong putra mang darma ini, ada juga yang menjualkan sate
ayam, lalu ada juga yang menjual buah jeruk dan salak. . Sebelum makan, kami
membeli 1 kilo jeruk dulu, untuk 2 hari ini. Yang menjual buah jeruk dan salak
ini, adalah seorang nenek-nenek berusia 85 tahun lho! Wah.. hebat ya neneknya,
sudah tua, tapi masih sehat dan mau berjualan makanan yang sehat juga... 1 kilo
jeruk di nenek ini, harganya Rp.35.000,00. Setelah membeli 1 kilo jeruk,
kamipun menikmati makan siang kami. Hhmmm... enak banget empal gentong beserta
lontongnya! Rasa empal gentongnya khas rempah-rempah, rasa lontongnya khas
terasa banget daun pisangnya! Kalau soal kelembutan dari lontongnya, sudah
pasti lembut! Lalu, soal asin dari empal gentongnya, asin dari rempah rempah
dan sedikit tambahan garam waktu dimasak, jadi non mecin! Karena bunda
penasaran dengan telur asin, sedangkan ayah penasaran dengan kerupuk kulit
disini, maka mereka berdua membeli apa yang mereka mau. Wah! Bunda suka banget
telur asin disini! Why?? Karena..
1. Telurnya
telur bebek, banyak lemaknya, cocok untuk orang keto
2. Asinnya tidak
berlebihan seperti telur asin depok
3. Warna
kuning dan putih telurnya, itu alami dan tidak mencolok
4. Tekstur
telurnya lembut
5. Telurnya
besar-besar, jadi makan 1 butir sudah cukup kenyangnya
Yang sekarang menjadi pertanyaan
kami ialah tentang kerupuk kulit... kenapa?? Because:
1. Warna
kerupuk kulitnya coklat
2. Kerupuk
kulitnya kurus-kurus
3. Kerupuk
kulitnya perbuah, bukan perbutir
4. Kerupuk
kulitnya agak terasa tawar
5. Kerupuk
kulitnya renyahnya tidak berlebihan seperti kerupuk kulit di jakarta sampai
depok
Wah-wah-wah! Sekarang aku dapat
ilmu baru dari kak Novi dan disampaikan kembali oleh bunda! Yaitu tentang warna
kerupuk kulitnya. Dari saya tinggal di Djogja, ibu saya itu suka bikin kerupuk
kulit. Dan yang bersihin kulit sapinya kadang ibu, kadang bapak saya. Dan waktu
dibersihin, selama apapun kulit sapinya bakal tersisa warna kulitnya, ga sampai
putih! Justru sekarang saya yang tinggal di depok, kok warna kerupuk kulitnya
putih bersih, warna coklat kulit sapinya malah sedikit terlihatnya. Saya justru
curiga, jangan-jangan kerupuk kulitnya bisa putih karena dikasih pemutih gitu! Jelas
kak Novi. Wah, jadi ini kerupuk kulit yang alami! Walaupun bentuknya kurus,
perbuah, dan rasanya agak tawar, tetap saja ini kerupuk enak, yang sehat!
Setelah kami makan, kamipun membayarnya dan cus ke hotel yang sudah kami
booking. Kami membooking hotel verse yang terletak di Jalan Tuparev No.168,
Kedawung, Cirebon, Jawa barat. Kami menaiki Go-Car untuk sampai ke hotel Verse.
Hotel Verse ini terletak 3 Km. dari stasiun (besar) Cirebon. Sesampainya di
hotel Verse... whuaa... cukup besar dan tenang banget disini! Karena letaknya
di belakang jalan besar, dan sejejer maupun besbrangan dengan ruko-ruko
lainnya! Nah, di ruko paling belakang disebelah kanan itu, kosong, kalau yang
disebelah kirinya ada ruko developer perumahan. Dibelakang ruko yang disebelah
kanan dan kiri itu, ada tanah kosong yang terdapat tanah kosong yang tertanam
tanaman rambat dan semak-semak belukar yang tidak diketahui apa nama dan jenisnya. Ada
10 lantai kalau dihitung dengan lantai G (Ground)-nya. Hanya saja, lantai yang
tidak menggunakan lift ada 1 yaitu tempat meeting, musholla, serta reastaurant.
Letak 3 tempat tersebut, terletak di lantai setelah lantai G, pengganti
lift-nya menggunakan tangga yang terhubung dari lantai G ke lantai diatasnya G.
Verse hotel ini menyediakan (kalau ga salah) 1 buah mobil untuk darurat,
penjemputan penginap, maupun pengantaran bagi penginap. Mobilnya menggunakan
mobil Nissan Evalia. Sambil menunggu ayah selesai Check In, aku mengambil foto di
ruko disebrang Verse hotel, yakni ruko Coffee Boss. Wah, ini sih, kalau ayah
mau ngopi tinggal turun dari kamar, keluar dari hotel, nyebrang, pesan, minum
kopinya deh! Pikirku waktu kembali masuk ke Verse Hotel. Eh, menurut presepsi
ayah dan bundaku, hotel ini dibangun di belakang jalan raya, supaya tenang!
Karena Verse hotel ini bekerja sama Exx Vee Inn Japan lho! Karena orang jepang
suka dengan ketenangan, dibuatlah hotel ini dibelakang jalan raya. Lagipun,
hotel ini banyak dikunjungi oleh turis-turis negara asia! Kalau keluar dari
hotel langsung jalanan, kayaknya mereka bakal pusing atau bahkan tidak nyaman. 5 cabang verse jangan forgot ditulis dari
brosur! Setelah ayah selesai check in, kamipun menuju lantai 5, tempat
terletaknya kamar kami. Sebenarnya, aku itu agak takut kalau menginap di hotel,
soalnya waktu kelas 3 SD, aku pernah ke sebuah homestay bernama Agro Wisata
Salatiga di Salatiga. 1 kamar berisi 4/5 orang waktu itu. Yang bertugas
menyimpan kunci cadangannya itu aku. Disana, kami tinggal selama 3 hari 2
malam. Waktu kami packing, semuanya sudah siap. Nah, saat kami mengembalikan
kunci masih aman-aman dan tenang saja kan, Cuma aku punya insting yang kurang
baik, dan insting itu melekat dalam diriku sampai pagi hari waktu sudah
dirumah. Waktu pagi-pagi aku packing tas untuk hari itu sekolah, aku menemukan
sebuah kunci dengan batangan kayu di dalam salah satu kantong tas aku. Wah,
firasat kurang baikku mulai terasa dengan kencang, dan waktu aku tahu apa
batang kayu itu.. wah, rumahku langsung kalang kabut oleh tawa bingung dan
takut. Bayanhgin! Kunci cadangan agro wisata salatiga terbawa olehku! Sejak
itulah, aku jadi ga mau menginap di hotel. Kejadian diatas tadi, terkenang
terus dalam benakku, dan tiap diungkit, aku pasti bakal tertawa. Wah! Lift-nya
(menurutku) tingkat internasional! Soalnya lantainya diberi kramik, pegangan di
bagian kanan dan kiri tebal dan dari besi yang (i think) kuat, dinding lift-nya
dapat memantulkan diri kita sendiri. Ting.. lift-pun sampai di lantai 5. Saat
pintu lift terbuka, lukisan batik 3D terpasang di dinding-dinding.. wahh.. indah
sekali! Teknologi modern, suasana seperti di museum batik! Yah, aku mau coba
tempelin kartunya ke sensor boleh? Tanyaku pada ayah. Nih kak. Kata ayah sambil
menyerahkan karettu kamar kami. Kamar kami bernomor 530. Saat sudah
kutempelkan, sensor memang menyala, Cuma kok pintu tidak terbuka? Pikirku
sambil takut pintu kamar kita tak terbuka. Sini kak. Kata ayah. Tempel
kartunya, buka dengan cepat pintunya! Seru ayah. Ooo.. kataku dan bunda sambil
tukar pandang. Lho? Lampu sama sekali tidak menyala? Pikirku bingung. Kartunya
masukin ke tempat kartu bertulisan insert card for power, nih. Kata ayah sambil
menunjuk tempatnya saat lampu sudah menyala. Wah! Kata ayah memang benar! Ayah
memang update untuk dunia perteknologian! Kami perlu menjelajahi kamar ini
dulu. Kamar yang kami tempati ini tingkatnya Deluxe, atau yang paling bagus.
Alhamdulillah... pintu toilet disini, cukup unik lho! Jadi 1 pintu untuk 2
bagian yakni toilet dan washroom. Jadi kalau pintu didorong kedepan, toilet dan
washroom tertutup, kalau pintunya didorong ke samping, bagian washroom juga
tertutup. Unik bukan? Dan yang paling menyenangkan lagi, sudah tersedian sabun
mandi cair, shampo, washcap, 2 set sikat gigi+odol, serta sabun sereh! Snack
dan air mineral 330 ml. Juga gratis! Kecuali air mineral 1500 ml. Harus bayar
Rp.15.000,00. Kalau bahasa kami sih, disini itu krisis air. Soalnya, air 1500
ml. Di supermarket lainnya, hanya Rp.5-8.000,00, kok disini Rp.15.000,00?
Setelah kami mengeksplorasi kamar ini, kami juga mengeksplorasi tentang jendela
kamar ini. Wahh.. rupanya kacanya ditutup stiker hitam! Dan ayah jadinya merasa
pengap disini. Ayah ingin menukar kamarnya dengan kamar yang jendelanya
terbuka. Saat kami menelfon manager untuk menukar kamarnya, sang manager
menjelaskan, bahwa kalau mau menukar kamarnya, ke kamar yang jendelanya
terbuka, kamarnya mungkin akan lebih kecil. Tidak ada round table, lalu jalan
antara kasur dengan tembok di depan kasurnya lebih kecil. Karena kami bertiga,
kami memerlukan tempat yang cukup bersar, jadi kami tetep di kamar yang
bertingkat deluxe ini. Setelah kami mengeksplorasi, kami istirahat dan memakan
snack-snack kami yang kami bawa, seperti jeruk dan mangga. Setelah makan jeruk dan mangga, kami
menggosok gigi kami masing-masing, setelah itu.... kamipun berangkat ke batik
Trusmi! Batik Trusmi terletak 3 km. dari hotel Verse. Kami memutuskan untuk berjalan
ke batik Trusmi. Keinginan kami untuk berjalan, sepertinya tidak tercapai,
karena ternyata... cukup jauh! Jadi saat kami di bundaran kedua di jalan raya
menuju hotel Aston, kamipun memesan Go-Car. Sampai di Go-Car, kami beristirahat
dengan cara duduk dengan tenang sambil melihat jalan di kota cirebon ini. Saat
sudah selesai mengamati jalan di kota cirebon, aku dan bunda berfoto dengan
gaya yang sedikit anah, dan kami juga berselfie menggunakan gaya mirror dari HP
bunda. Setelah kami berselfie bersama, kamipun sampai di Batik Trusmi! Waw.
Rupanya batik trusmi adalah toko batik terbesar dan terbaik di Indonesia lho!
Hebat ya! Saat sudah sampai, aku shalat ashar di masjid terdekat disana,
soalnya aku belum shalat ashar. Setelah shalat Ashar, ayah mencari air minum
yang berukuran 1500 ml. Ayah membeli 2 botol air mineral tersebut. Sedangkan
kami (aku dan bunda) berfoto di free photobooth yang sangat terbuka untuk umum.
Waahhh... aku jadi bakal nyaman disini terus deh! Soalnya ada resto kecil milik
batik Trusmi yang diberi nama batik Kitchen, ada funpark, ada penari khas
Cirebon, tak lupa juga pastinya ada pusat perbelanjaan produk eksklusif dari
batik Trusmi. Setelah aku berfoto di photobooth terbuka bagi umum, aku dan
bunda-pun memasuki funpark. Dan saat kami melihat ada dinding yang terdapat
gambar anak-anak yang berlari ingin menuju funpark di batik trusmi. Aku juga
berfoto di dinding pantun ala batik trusmi, pantunnya memang lucu, tapi juga
tetap sopan. Whuahh.. disini ada pintu buk bacem lho! Besar, indah, serta
pribadi banget! Rasanya kau seperti berada di zaman kesultanan-kesultanan yang
pintu diistanyanya banyak pintu buk bacem. Tilululit-tilulit-titi-lulit.. suara
ringtone bunda saat menerima panggilan telefon berbunyi (kirs-kirs) 30 detik
setelah bunda memotretu di depan pintu buk bacem. Karena kami merasa tanggung,
masih ada 2 tempat berfoto yang unik, kamipun berfoto secepat kilat di 2 tempat
berfoto tersebut. Siipp... lets go to ayah! Ser bunda bersemangat karena akan
ada air mineral yang ayah bawa. Maklum, di kota yang panas ini, sorepun masih
cukup hangat, karena itu kami perlu banyak minum. Setelah menghampiri ayah
untuk minum, ksmi krmbsli ke trupark untuk mrngsmbil vifdo dari para penari di
trupark. Wahh! Untuk menonton tarian khas cirbon ini, kita hanya perlu
mamasukkan uangnya ke sebuah kardus tappi kita memberi dengan seikhlasnya. Ada
2 penari yanng menari tarian khas cirebon ini, yang pertama ada penari berbaju
iru, yang kedua penari berbaju merah. Hhmm.. mungkin kalau ayah yang sendinya
tida kuat menopang sesuatu yang berat lagi namu
memaksakan menari seperti para penari perempuan tadi, mungkin ayah harus
konsultasi beberapa bulan beberapa kali! Ssedangkan para perempuan tadi
sendinya sungguhllah kuat. Di sebelah panggung tempat penari itu menari,
terdapat 2 tempat, yakni tempat untuk melukis yang perlu membayar, dan tempat
membuat batik lho! Membuat batiknya memnggunakan malam yang sudah ada diatas
wajan yang paling kecil , tinggal apinya dinyalakan, malamnya cair, ambil malam
menggunakan canting, tebalkan menggunakan malam tadi deh! Trupark ini dibuka
untuk umum, jam operasinya mulai dari jam 8.00-17.00. setelah berkenalan dan
melihat-lihat trupark, adzan Maghrib-pun sudah berkumandang... namun mushalla
disini nampaknya penuh oleh lautan manusia yang muslim! Jadi karena kalau
travelling shalatnya bisa dijammak, kami memutuskan untuk menjammak takh’ir
shalat isya dengan shalat maghrib. Nah, kami meluangkan waktu kami untuk
berbelanja oleh-oleh untuk keluarga kami, serta guruku di pusat perbelanjaan
batik trusmi. Tujuan pertama kami adalah mencari mukena yang bagus dan simple
untuk uti (ibu dari ayah) yang di Jakarta selatan. Akkhh.. bagi ayah, cukup
sulit untuk memilih mana mukena yang akan dibelikan untuk uti, sehingga ayah
mundur-mundur untuk memastikan mana yang coco untuk uti, namun dibelakang ayah
ada troli belanja! Dan akhirnya... blugh... ugh..aaaaa... pekikku dengan suara
nyaris habis. Trolinya terjatuh ke kakiku! Huaa.. kakiku berdarah! Namun karena
toilet jauh, aku memmutuskan untuk meniup darahku saja, supaya kering dan
lukanya tidak terasa begitu perih. Untung ayah sudah minta maaf kepadaku.
Ternyata cukup lama untuk memilih mukena uti, jadi bunda dan ayah memutuskan
kalau aku diizinkan untuk mencari baju sekolah untukku. Benarkah?! Terima kasih
ayah dan bunda! Ucapku girang. Yach! Rupanya memang saatnya bagiku untuk
menggunakan blus orang dewasa! Karena baju-baju rapi untuk anak-anak disini,
justru berukuran untu diriku yang berumur 8 tahun, kecilnya.. setiap aku
mendapatkan blus yang kusuka, harganya pasti Rp.45-110.000,00! Sisanya blus
batik yang benar-benar bermodel seperti untuk orang tua, warnanya coklat, motif
bunganya banyak, motif kotaknya banyak banget. WARNING: kalimatku ini bukannya
tanda kalau aku tidak bersyukur telah diizinkan membeli blus, tapi memang saat
ii aku belum menemukan blus yang pas untukku. Namun, setelah aku melihat-lihat
kebelakang..... Alhamdulillah! Aku menemukaan blus yang pas! Warnanya biru,
bunganya cukup, kotak-kotaknya tidak terlalu banyak! Kyya... aku suka! Segera
kuambil yang berukuran M, dan kuserahkan pada ayah dan bunda untuk disetujui.
Boleh kak! Seru bunda. Alhamdulillah... saat mau kutaru blusnya di troller!
Wach? Sudah ada daster untuk embah (ibu dari bunda) di depok, mukena uti, serta
kemeja ayah! Asik! Keluargaku dapat suvenir eksklusif dari batik trusmi!
Setelah menyerahkan blusku, aku membantu bunda mencari baju untuk saudaraku,
yakni:
·
Vita
·
Vito
·
Asil
Vito adalah kakak dari Vita, dan
anak dari om dan tanteku dari embah. Sedangkan Asil anak dari om dan tanteku
dari uti. Vita mendapatkan baju semi daster berwarna ungu muda dengan tulisan batik
trusmi. Yang bajunya kembar adalah baju vito dan asil baju mereka berwarna biru
muda, berlengan pendek, dan bertulisan cirebon kota udang. Ukuran baju vito M,
sedangkan asil S. M berarti Medium, kalau dibahasa indonesiakan artinya Sedang.
Sedangkan S artinya Small, bahasa indonesianya Kecil. Daster embah berwarna
hijau tosca dengan batik bunga. Sedangkan mukena uti berwarna coklat dengan
motif batik bunga dan kotak di renda bagian kerudung mukena, dan bawahan
mukena. Nah, yang menjadi tantangan sekarang adalah mencari baju untuk bunda.
Setelah 5 menit mencari, bunda berhasil menemukan baju yang bunda inginkan.
Yaitu setelan baju rumahan. Hmmm?? Aku agak bingung! Kok bisa ya, bunda
menggunakan baju ukuran anak remaja! Soalnya bunda menemukan setelan baju
tersebut di barisan baju remaja. Identifikasi bajunya, warnanya biru super
muda, ada batik bunga dibagian bawah dan kerahnya, dan juga lengannya berkaret.
Kalau ayah, baju kemeja batik berwarna coklat, motifnya batik megamendung,
mirip blus yang awalnya mau kuambil. Sepertinya
kata orang-orang memang terbukti! Bahwa bunda adalah anak remmaja. Baju setelan
remaja saja muat dipakai baginya! Memang saat kami berdua sedang berjalan
jalan, sering ada yang bertanya, ini kakaknya berapa tahun dek? Dan kebanyakan
orang yang bertanya padaku. Setelah menemukan bajunya, kami berencana untuk
membayarnya, namun kami tiba-tiba melihat ada pouch anak remaja, harganya hanya
Rp.39.000,00 2 buahnya lho! Segera saja kami mengambilnya untuk bunda jual,
untukku, serta untuk kak Novi. Awalnya kami mau memberikan sesuatu yang sama
spesialnya dengan pouch remaja ini, namun kemi menemukan pouch warna ungu,
batiknya batik megamendung, dan bahan kainnya bagus. Bunda memang senang
berjualan, karena berjualan adalah kebiasaan Rasulullah yang sungguh baik dan
bermanfaat. Wach? Bunda beli pouch untuk jualannya 2 saja? Tanyaku. Ga nanggung
bun? Tanya ayah. Nanti paling nemu lagi, ambil lagi deh! Jelas bunda. Akh..
saat kami mau ke kasir, bunda kembali menaruh pouch batik untuk make up ke
troli! Kali ini bunda mengambil 3 buah. Namun apa yang terjadi selanjutnya?
Bunda menemukan tempat pensil pasir dengan cat timbul! Bundapun mengambilnya 5 buah.
Bunda juga menemukan pouch anak remaja dari bahan jeans! Ahh.. karena lelah aku
duduk di salah satu photobooth batik trusmi. Maklum, capek banget! Sudah jam
20.00 (8) malam pula! Mom, dad, when we go to hotel.. tanyaku lemas. Sebentar
ya kak, kita bayar dulu semua ini... kata bunda menunjuk belanjaan kami di meja
kasirnya. Setelah bunda membayarnya, kamipun makan di Batik Cafe. Ihh...
dekorasinya cute dan uniq deh! Elegan pula. Ada tempat makan sofa dan meja
kramiknya, meja dari mesin jahit, bahkan meja dari daun pintu! Wiss.. keren ya!
Karena 10 menit lagi Batik Kafe sudah close order namun masih bisa makan
beberaa menit, kamipun langsung memesannya. Berikut pesanan kami:
- Bunda: ayam
bakar madu
- Ayah: paket
empal gentong
- Alifa: Ayam
goreng mozarella
Saat menunya sudah datang... uwah..
kami semua langsung makan dengan lahap namun tidak bunyi klontang-klanting
karena berisik dari sendok yang terbentur keras ke piring. Yach the?! Baru kali
ini kulihat ayah lapar banget, karena nasinya bunda saja ayah yang habiskan. Gak
apa apa, porsi makan laki-laki dewasa itu lebih banyak. Ternyata nemenin
keluarga menelusuri dan berbelanja itu capek banget. Gumam ayah yang membuat
kami tertawa. Setelah makan, kamipun membayar pesanan kami dan aku foto sambil
berpura pura bermain piano dulu. Setelah berfoto, kamipun pulang ke hotel. Sampai
di hotel, aku dan bunda memakan semur yang kami bungkus tadi pagi. Setelah itu
aku mandi, gosok gigi, dan bersiap untuk tidur. Setelah bunda, lalu ayah
selesai mandi, kamipun tidur bersama... met bobo semua..... krrr...
Pictures time!
Foto telur asin dan kerupuk kulit
khas cirebon di warung makan empal gentong putra mang darma
foto aku di photobooth of Batik Trusmi
foto penari di Batik Trusmi
foto malam yang ada di yuk belajar membatik di batik trusmi
foto canting yang ada di yuk belajar membatik di batik trusmi
Guys, jangan lupa untuk baca
petualanganku di cirebon ya! Itu adalah artikel lanjutan dari artikel ke
cirebon ini yay! Ingat... jangan lupa baca ke cirebon #2 yay! Byee...
#dont forget to comment, like, and
subscribe!
Comments
Post a Comment