Review buku Tere Liye Amelia
Halo hili hulu guys... Assalamu’alaikum teman-teman! Kali
ini, Alifa bakal salah satu buku serial Anak-anak Mamak yang ditulis oleh Tere
Liye. Dan itu adalah... Amelia! Mau tahu bagaimana reviewnya? Yuk langsung dibaca saja!
Nah guys, serial Anak-anak Mamak yang ditulis oleh Tere Liye
ini ada 4 lho! Dan keempat-keempatnya adalah buku novel yang best seller, atau
penjualan buku yang paling terbaik! Wuihh.. selamat ya Tere Liye! Nah, aku
punya seorang kakak kelas 6 yang ibunya berteman dan memang teman 1 kampus
dengan Tere Liye lho! Beruntung sekali bisa mendapat ilmu yang bermanfaat dari
penulis hebat ya! Eh iya, daripada bicara kesana-kemari lagi! Kuy dibaca
langsung dibawah ini ya guys!
Amelia, adalah anak bungsu dari seorang keluarga yang bisa
dibilang kekayannya biasa saja. Ia adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Hidup
bersama keluarganya di sebuah perkampungan. Kakak sulungnya, ialah Eliana. Anak
paling pemberani di kampung tersebut, maka, jangan pernah sekali-kali menantangnya
untuk bertengkar dan memancing emosinya. Kakak kedua dari Amelia adalah Pukat.
Anak paling genius yang dapat menjawab (hampir) seluruh pertanyaan yang tidak
bisa dijawab oleh temannya sekalipun. Kakak terakhirnya, ialah Burlian. Anak
yang spesial! Ia dikatakan anak yang spesial, karena itu adalah kalimat dari
keluarganya agar menjadi pengut hati saat ia terbentur oleh masalah.
Nah, baru diceritakan segitu sedikit saja sudah mulai
penasaran dan merasa ini novel karya Tere
Liye kok keren banget.. baca lagi ah! Sama halnya denganku ketika baru
membaca sinopsis di cover belakang buku Amelia tersebut. Buku ini berisi 35 bab
sudah termasuk prolog dan epilognya lho! Dan total halaman yang berisi
ceritanya ada 383 halaman. Bab yang paling kusuka adalah bab yang berjudul Petualangan ke tanah Malaka dan juga bab
selanjutnya, yakni Kasih sayang Mamak.
Soalnya bab itu sedih dan seru banget.. Dan ada pelajarannya lho! Tapi bab yang
akan kuceritakan di artikel ini adalah bab yang berjudul Petualangan ke Tanah
Malaka. Berikut di bawah ini sinopsisnya.
Bab berjudul petualangan ke tanah malaka ini menjelaskan
tentang petualangan yang dialami Wak Yati, wawaknya (budhe) Amel. Panggilan
Amelia di buku ini dapat disingkat menjadi Amel. Wak Yati, adalah kakak dari
bapaknya Amel. Waktu Wak Yati masih muda, ia bekerja sebagai kongsi dan bekerja
sama dengan seorang saudagar kaya. Ia bekerja sebagai klerk (Inggris: clerk=juru tulis). Ia berangkat dari Malaka, lalu ke Singapur, dan berjualan
berbagai macam barang maupun makanan. Di Singapur pula, ia bertemu dengan
banyak seorang pedagang dari Eropa. Termasuk Belanda. Itulah mengapa Wak Yati
dapat berbicara sedikit demi sedikit bahasa Belanda, karena dulu ia mempelajari
bahasa itu dengan majikannya. Dan itulah mengapa pula buku catatan perjalanan
di tanah malaka wak yati kebanyakan berbahasa campuran. Mulai dari bahasa
Indonesia dan Belanda. Suatu hari, nenek Amel atau ibu Wak Yati, terkena
musibah. Musibah tertimpa dahan pohon di ladang karet. Nenek Amel mengirim
surat tersebut lewat jasa kawat langsung. Saat itu adalah saat mau berjalannya
Wak Yati ke tanah Malaka untuk yang keempat kalinya. Terkejut dan tertegun
mengetahui kabar itu, Wak Yati pun pulang ke rumahnya. Di rumah hanya ada
bapaknya Amel, saat itu Syahdan (bapaknya Amel) masih kecil, sehingga bukannya
membantu malah membuat Wak Yati tambah repot. Sudah menjaga ibunya, ditambah
kerepotan menjaga adiknya (kasihannya Wak Yati.... :( memang ya! The power of the girls!). Setelah Nenekmu
sehat, wawak-pun memutuskan untuk tetap di rumah. Menjaga keluarga kecil kami
dahulu kala. Jelas Wak Yati dengan singkat namun jelas untuk Amel. Hng? Kenapa wawak
tidak balik ke Malaka lagi, waktu itu-kan nenek sudah sembuh! Tanya Amel. Pertanyaan
bagus Miesje. Seru Wak Yati. Mimpi wawak
untuk keliling dunia dan berprofesi sebagai klerk
memang baik daan bagus saat nenek kau sudah sehat seperti sedia kala. Tapi apa
salahnya dan apa tidak enaknya menjaga nenek kau yang sudah semakin tua dirumah
bersama bapak kau, Syahdan? Kedua pilihan tersebut memang bagus keduanya. Maka,
pilihlah salah satu saja, selama mimpinya sama-sama baik, kita akan bisa
mendapatkan kenyamanan yang kita inginkan Amel. Jelas Wak Yati kurang lebih
seperti itu. Amel-pun mengangguk-angguk paham. Amel mau makan Juadah basah? Wawak sudah bikin, sayang
kalau tak dimakan. Tawar Wak Yati. Amel-pun mengangguk. Waktu Wak Yati mengambilkan
Juadah basah yang Amel inginkan, Amel melihat-liat buku catatan Wak Yati waktu
masih muda yang sedang dirapikan. Amel makan dengan lahap juadah basah bersama Wak
Yati. Seusai makan, Amel akan membantu Wak Yati merapikan buku catatan-catatan
masa mudanya tersebut. Waktu sedang merapikan, Amel teringat suatu pertanyaan
yang ia bingung akan tanyakan pada siapa, dan menurutnya Wak Yati-lah orang yang
pantas untuk mempertanyakan pertanyaannya itu. Eh, wawak, Amel mau bertanya
sesuatu boleh? Tanya Amel dengan sopan. Met
Pleizer, dengan senang hati silahkan amel. Balas Wak Yati. Kenapa mamak
tidak menangis saat mengantar kak Eli ke
kota kabupaten di peron stasiun kereta? Bahkan wawak saja berani menangis
sekencang-kencang mungkin di peron stasiun kereta. Mamak dengan tabahnya
memeluk kak Eli sambil berkata hati-hati
itu saja. Serius betul Amel menjelaskan itu. Tertawa wak yati melihat raut
wajah dan penjelasan Amel tadi. Itu boleh saja Amel, karena wawak bukan
keluarga inti kalian. Jelas wak yati. Apa?
Uuh! Bukan itu jawaban yang kuinginkan! Gumam Amel. Ayolah wak, ceritakan
padaku apa yang sebenarnya mamak rasakan dan mamak lakukan! Paksa Amel. Hng? Apa
kau yakin ingin mengetahuinya Amel? Amel mengangguk. Apa kau tidak akan
menyesal? Amel menggeleng tidak, aku
tidak akan menyesal! Ya sudah, jangan salahkan wawak jika sesuatu terjadi
padamu sekarang maupun dimasa depan nanti ya! Amel mengangguk lagi. Nanti malam,
bangunlah jam 1 atau 3 pagi, mamak dan bapak kau suka melakukan shalat malam,
maka saat shalat malam itu, kau akan mengetahuinya! Jelas wak yati penuh
misteri.
Gimana guys, sinopsisnya seru banget bukan? Maka jangan lupa
membeli buku Amelia ini di toko buku terdekat dirumahmu ya! Hmm.. kalau aku
boleh saran, aku sarankan banget kalian membeli buku Amelia ini di TMBookStore.
Apalagi belinya waktu jam 10-11 WIB. Sudah seperti itu, diberi diskon 5-25%,
tapi tergantung cabangnya dimana ya guys! 1 info lagi nih, kalau bukunya di
hargai Rp.40.000,00 atau lebih, bisa disampul plastik oleh TMBookStore-nya lho!
GRATIS juga teman-teman! Nyaman berbelanja buku di TMBookStore kan? Itu kabar
baiknya teman... ada juga kabar kurang mengenakkannya... kebanyakan buku best
seller maupun karya-karyanya Tere Liye sudah jarang (atau bisa dikatakan
langka) dijual di toko buku resmi!! Dijualnya hanya langsung di kantor atau toko
buku khusus penerbit Republika-nya. :( hiksy... Oh iya, aku mau menjelaskan
nih, kenapa aku tidak mau menceritakan sinopsis dari bab yang berjudul Kasih Sayang Mamak di artikel ini, karena.... iihh sedih banget
guys... jadi ceritanya__. Ah sudah dulu untuk review bukunya, dan memang sedih
lho! Aku waktu membaca bab tersebut, menangis dan kuceritakan semua yang
membuatku menangis di bab tersebut kepada bunda.
Nah, terima kasih telah membaca artikelku kali ini
teman-teman.. jangan lupa untuk di like, comments, dan Subscribe blog aku ini
ya! Tunggu artikelku yang selanjutnya!!..
Bye...
Assalamu’alaikum teman-teman.. :)
Comments
Post a Comment