Camping Zeru #2
Assalamu'alaikum teman-teman! Seperti yang kukatakan di artikel sebelumnya, artikel kali ini adalah lanjutan dari keseruanku saat Camping! Met membaca para pembaca!
Hari
Rabu, 19 Desember 2018
Hah,
bangunku justru jam 6.00! Buru-buru saja aku menyiapkan bekal-bekalku dan
memasukkannya ke dalam tas, baru setelah itu aku mandi, sarapan, serta gosok
gigi. Saat aku sedang gosok gigi, bunda menambahkanku uang cadangan bernilai
20.000. aku-pun berterimakasih pada bunda. Sebelum menggendong tas, akupun
memeluk erat bunda, dan menyalimi bunda dengan khidmat. Dan menyalimi embah
setelah itu. “Sehat-sehat bunda.”. Itulah pesan singkatku saat bunda memakaikan
helm kepadaku. Bunda mengangkat kepalaku sambil menjawab. “Iya kak”.. 20 menit
kemudian, aku sudah sampai di masjid Al-Huda. Dan dari level 4 sampai 6, yang
datang baru aku! Huft.. Selamatlah aku! Untung aku belum terlambat seperti yang
ayah kira. Dibawah ini, urutan yang datang pertama dari level 4 sampai 7 di kelompokku:
1. Alifa
2. Kak
Innaya
3. Afiyah
4. Kak
Niswah
5. Shafwa
6. (kak)
Haifa
Haifa
datang terakhir karena ia perlu melakukan sesuatu dengan ayahnya dulu. Saat
tronton bersiap mau berangkat, aku ingin mendatangi ayah dulu, namun... Huee!!
Ayah menghilang! Untung saat baris berbaris ayah sudah kembali lagi! Ah,
bukanlah urusanku tadi ayah kemana, yang penting ayah sudah datang lagi! “Yak,
sekarang ambil tasnya, lalu ke tronton yang diarahkan PJ kelompoknya masing
masing”! kata kak Aji. Setelah menggendong tasku, aku menghampiri ayah. “Yah,
sehat terus ya, bareng bunda sama embah.” Pesanku. “Ya kak, hati-hati ya.”
Balas ayah. Kusalimi ayah, sempat kupeluk, Cuma sebentar. Di tronton, aku tidak
banyak bicara, justru banyak mendengarkan saja. Tronton kami berangkat setelah
23 menit (kurang/lebih) berhenti. Aku idak tahu alasan jelasnya, kalau presepsi
aku sih, mesinnya lagi dipanaskan sambil menunggu yang belum datang! Yeay! Aku
setronton dengan Zahwa! Bersampingan lagi! Setidaknya aku ada teman. Juga
setronton dengan Chaca harusnya! Cuma Chacanya terlambat! Kyaa... aku
dekat-dekat dengan teman sekelasku! Cuma ada jarak 3 orang orang untuk ke
posisin Chaca dari posisiku. Selama perjalanan, kerjaanku kebanyakan hanya
tidur. Karena aku harus mengumpulkan energi. Biar dari siang sampai malam ini
bisa aktif terus! Tekadku. Sudah setengah lebih perjalanan aku tertidur.
Bangun-bangun, aku sudah bisa lebih rileks untuk bercanda dengan kedua temanku.
Namun setiap melihat wajah damai kak Nabila, mengingatkanku pada bunda. Biasa,
mulai iseng lagi nih, mereka berdua! Mereka mau membuka rahasia kalau aku suka
sama siapa di kelas! Mana mau aku dibuka rahasianya! Cepat cepat saja aku
meminta mereka berhenti dengan cara lain. “Nanti aku turun di tol kalau kalian
ledekin loh! Bantuin petugas tolnya!” Candaku. “Ayo cha, kita turunin, nanti
pasti ada ‘dia’ yang kasihan ke lifa!” Ujar Zahwa yang disusul oleh pecah tawa
dari Chaca. “Nih lif, snack sebelum kamu turun di tol!” Ledek Chaca. Ia
menawarkanku promina puffs, makanan kesukaanku! Oh iya, bicara soal snack, aku
akan memberitahu, apa saja snack, minum, serta uang yang kumiliki:
1. Roti
isi krim keju 2 stik bungkus
2. Roti
bundar isi krim keju 1 bungkus
3. Susu
UHT 1 kotak
4. Susu
rasa coklat 1 kotak
5. Rumput
laut 2 bungkus (@1 set)
6. 3
bungkus custas, cupcake isi krim
7. Uang
sejumlah 35.000
8. 1
buah botol minum 1,3 liter
“Aku
Cuma bawa 1 bool minum, soalnya disana nanti aku bisa masak air saja untuk
minum! Atau beli!” Jawabku santai saat Zahwa bertanya mengapa aku tidak membawa
air mineral 1,5 liter. Saat sudah memasuki kawasan gunung salak, aku, Zahwa,
Chaca, Ghina, dan Naadine berebut ingin melihat pemandangan luar dari jendela
belakang. Saat tanjakannya mulai curam, aku panik sambil bertasbih... karena
aku takut kalau trontonnya merosot ke bawah saat itu juga! 5.25 Ya Allah,
terima kasih karena engkau masih /menjaga keseimbangan tronton ini! Ujarku
dalam hati saat tanjakan curam sudah berakhir. Kami bernyanyi riang dengan
lirik lagu naik-naik ke puncak gunung yang kami modifikasi. Setelah selesi
memikirkan bagaimana hasil liriknya kalau dimodifikasi, aku, Zahwa, dan Chaca
akhirnya menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung dengan hasil lirik yang
kami buat! Naik, naik, di gunung salak, tinggi, tinggi sekali~ Naik, naik, di
gunung salak, tinggi, tinggi sekali~ Kiri, kanan, adanya pohon, pohon pohonnya
tingggi~iii~ Kiri, kanan, adanya pohon, pohon pohonnya tingggi~iii! Yeey..
plok-plok-plok... ucapku saat lagu telah selesai dinyanyikan. Zahwa dan Chaca
juga ber-yeay kaarena sukses membuat lirik lagu berjudul naik-naik di gunung
salak. Beberapa menit kemudian, kamipun telah sampai di... Curug Cihurang!
Gunung Salak! Whii.. langsung se-tronton heboh ingin turun! Terlalu semangat,
sepertinya. Pemberhentian tronton yang kunaiki, berada di paling ujung kiri.
Sebelahnya langsung ada sungai yang mengalir cukup deras. Kretek! Bedebum! Yaa,
kira-kira bunyi pintu trontonnya saat
dibuka seperti itu. Saat aku sudah sampai di bawah, aku justru sedih.... Ada
tumpukan sampah di sebelah kiri trontonnya! Banyak banget.. Jadinya membuat bau
sampah di lingkungan sekitar. Huaa! Sedihnya :((. Saat turun dari tronton, aku
langsung berkumpul dengan kelompokku dulu, untuk memastikan anggota kelompkku
lengkap. Let’s go guys! Ucapku pada Afiyah dan Shafwa saat rombongan akann
segera bergera menuju camp ground. Ayo aja. Jawab Shafwa datar. Kira-kira, 15 menit
kemudian, kamipun sampai di area camp ground bagian laki-laki. Bagian perempuan
paling atas, membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit lagi untuk mencapai puncak
camp ground area perempuan. Sesampainya di area camp ground perempuan, kelompokku
segera menaruh tas di hamparan rumput yang sudah ditentukan kak Innaya. “Ayo,
sekarang bantu aku cari tempat yang cocok buat bangun tenda kelompok!” Seru kak
Innaya. “Oke!” Seru semua anggota kelompokku. “Disini aja kak!” Seru aku,
Shafwa, dan Afiyah. Tempat yang kami bertiga tunjuk adalah lapangan kecil di
paling bawah. Namun masih di area camp ground perempuan. Tempatnya itu, datar
dan dekat pohon disekitarnya! Untuk mengikat fly sheetnya nanti. Setelah kak
Innaya dan kak Nabila berdiskusi, akhirnya mereka menyetujui tempat yang aku,
Shafwa dan Afiyah sarankan. Seperti yang disarankan kak Innaya, kami bertiga
(lagi) membangun tenda kecil untuk kak Azizah, serta kak Zea tidur. Baru saja
kami bertiga membuka kanong tendanya, kami (semua anak Techno yang berada di
camp ground) diminta kumpul oleh kak Aji. “Asslamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh!” Ucap kak Aji. “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!!” Jawab
kami serentak. “Jadi, kalian disini untuk mengetahui aturan yang harus kalian
jalankan di camping 2018 ini. Jadi, PJ camping kalian kali ini, adalah kak Umar
level 8. Yak, Umar bisa dibacakan aturan di acara camping Techno 2018 ini?”
Tanya ak Aji. “Bisa kak.” Jawab kak Umar. “Yak, semua harap tenang, kak Umar
akan membacakan aturannya sekarang juga ya!” Umar, mulai. Seru kak Aji. Kak
Umar-pun mengangguk. Dibawah ini aturan yang dilakukan saat acara camping
Techno 2018 ini ya!:
1. Harus
menjaga adab kepada orang lain, sesama murid dan mentor
2. Harus
menjaga adab makannya
3. Harus
menjaga aqidah dan akhlaq-nya
4. Harus
berbicara baik kepada orang (lain) diarea camp ground dan warung
5. Jika
ingin keluar dari area camp ground, minimal harus izin ke mentor kelompoknya
6. Tidak
boleh keluar dari area camp ground sendiri, minimal berdua
7. Tidak
boleh membeli jajanan apapun tanpa seizin mentor
8. Tidak
boleh merusak fasilitas camp ground maupun barang yang bukan miliknya sendiri
9. Tidak
boleh menyakiti hewan maupun tumbuhan lainnya
“Baik,
bisa dipahami?” Tanya kak Aji. “Bisa!” Jawab anak-anak serentak. “Baik, kak Aji
masih ada info lagi, boleh diam dulu sebentar?” Tanya kak Aji. Semua-pun
langsung diam. “Oke, kaian akan mendapatkan waktu 90 menit dari kak Aji, untuk
membangun tenda dan juga makan siang. Oke? Yak, 90 menit mulai dari sekarang!”
Seru kak Aji sambil menepuk tangan untuk mengakhiri pembicaraan. Entah karena
terburu buru atau terlalu semangat, Afiyah berlari hingga.. Gedubabruk! Jatuh!
Untung dia tidak apa apa. 20-30 menit kemudian, rata tada! Sudah berdiri deh
tendanya! Kedua tendanya lho! Bukan tenda kecilnya saja, melainkan tenda
besarnya juga! Setelah merapikan pasak pasak dan perkakas kecil lainnya, kami
semua memulai waktu makan siang kami. Di kelompokku, yang tidak membawa makan
siang, hanya Haifa, sehingga ia harus menuunggu kak Dani untuk membelikan makan
siang mereka berdua dulu. Tada! Inilah makan siangku hari ini, yaitu Rendang
khas embah dan bunda! Enak banget deh rasanya! Khas padang banget! Mungkin
karena embahku dulu belajar masak renda dari kakaknya yang tinggal di padang
dan membuka warung makan padang. Di padangnya langsung. Yang makan dengan
tenang sepertinya hanya aku dan kak Niswah. Kalau aku jelas, sedang
banget-banget menikmati tasty masakan rendang yang dimasak oleh embah, dan
bahannya dicarikan oleh bunda. Setelah makan dalam tenang dan segera, akupun
mengelilingi campground dengan kak Niswah. Kebetulan, aku dan kak Niswah
selesai makannya bersamaan. Setelah mengelilingi camp ground, kami pun kembali
ke perkumpulan, kami akan bermain suit jalan. Aku sekelompok dengan kak Niswah
sedangkan Afiyah sekelompok dengan Haifa. Shafwa? Oho, dia tidak ingin ikutan
bermain suit jalan ini. 30 menit talah berjalan, kini wakunya kami menaruh tas
ke dalam tenda dan berkumpul ke area perkumpulan dengan yang lainnya. Oh iya,
pemenang main suit jalan kali ini adalah kelompokku, Alhamdulillah...
Seingatku, skor-nya 54:28. “Hei guys, bawa semua gas portablenya ya! Kumpulin
ke kak Zahra. Oh iya, sekalian bawa alat dan bahan untuk kelompokknya ya, misal
yang balon, dan yang lainnya! Kecuali sarung yak!” Seru kak Azizah dan kak Zea.
Kak Innaya hanya menangguk dari kejauhan, Cuma dilihat oleh kak Azizah. Akupun
mengeluaran gas portable dari dari tasku. Karena aku yang bertugas membawa
kemarin. Bukan membeli, Cuma membawa. “Baik, fungsi gas portable kalian
dikumpulkan ini, karena kalian harus berusaha dulu untuk makan. Kalian bisa
mengambil gas portable ini, kalau kalian bisa membuat peta dimana letak pos-pos
yang sudah ditentukan panitia dengan benar! Arah mata anginnya harus benar!
Mana barat, timur, utara, hingga selatan. Paham?” Seru kak Aji. “Iya kak!” Kami
semua serentak menjawab. Yak, silahkan memulainya dari sekarang. Saat aku
sedang ke tenda untuk mengambil alat tulis bersama Afiyah yang mengambil buku
tulisnya, tiba-tiba, saat aku sedang berjalan keluar dari tenda bersama Afiyah,
ada... “MONYET!!” Teriak seorang Akhwat di area camp ground perempuan. Aku dan
Afiyah juga melihat penampakan monyet itu, ia bergelantungan di kayu pohon
bambu. “AAAA!!” Teriak aku dan Afiyah. Karena kami takut didatangi monyet, kami
cepat-cepat kembali ke barisan. Padahal jarak kami berdua ke monyet tersebut
mungkin masih 15 meter (kurang/lebih). Dengan segera, kamipun memulai
menggambar peta berpos-pos dengan arah mata angin yang benar. Ada 10 pos yang
akan kami gambar di peta. Aku paling senang saat di pos 1, karena pos 1 itu...
Terletak di curug Cihurang-nya! Jadi aku bisa menikmati pemandangan curug
Cihurang yang indah dan mempesona ini. 7.58 Hmm.. pos yang kusuka yang kedua
adalah pos 10, karena jauh, jadinya bisa ada break untuk jalan-jalan gitu :).
Setelah menggambar semua pos, kamipun menyerahkannya kepada kak Aji untuk
dinilai. Yak, benar. Kata kak Aji saat peta punya kelompokku di cek. Yes! Seru
kami serempak. Setelah membuat peta, kamipun memainkan game yang telah
disiapkan panitia. Pos yang pertama kami datangi adalah pos hafalan. Jadi
masing-masing kelompok ada 2 perwakilan yang akan diminta untuk menghafalkan 1
ayat Qur’an. Kalau kelompokku dan Zahwa perwakilannya menghafalkan surat Qur’an.
Yang tidak bisa menghafalkan akan diberi blao wajahnya. Nah, kelompokku dan
zahwa perwakilannya bisa menghafalkan arabnya, tapi artinya sulit hafal sampai
waktunya habis. Jadilah kelompokku dikasih blao semua, begitupun kelompok
Zahwa. Setelah itu juga, kami ke pos bos berkata. Di pos ini seru banget! Soalnya
permainannya melatih kefokusan dengan menyenangkan. Jadi, kalau ada kalimat,
bos berkata pegang kerudung temannya, maka pegang kerudung temannya. Tapi kalau
tidak ada kalimat bos berkata, tapi langsung pegang kerudung temannya, jangan
dipegang, karena tidak jelas instruksi itu bukan dari bos. Untung saja
kelompokku tidak pakai blao lagi! Karena kelompokku sungguhlah fokus. Kalau
kelompok Zahwa setahuku sih, tidak kena blao juga. Setelah dari pos bos
berkata, kami harus ke tenda dulu untuk mengambil jas hujan, karena hujan
gerimis sudah berhasil mengguyur kami. Selanjutnya, kami juga ke pos yang
melatih kefokusan. Nama posnya adalah jumping together. Jadi, 1 anak
berpegangan pundak dengan anak yang berada di depannya. Lalu kalau panitianya
bilang kanan kiri kanan, kita loncatnya ke kiri kanan kiri. Cuma kita juga
sambil bicara kanan kiri kanan. Ucapan sama dengan panitia, gerakan kebalikan
dari ucapannya. Aku berada di depannya Zahwa, jadi otomatis Zahwa yang memegang
pundakku. Zahwa dan aku bisa dibilang cukup kompak, karena kami jarang
terpeleset karena salah arah untuk loncat. Setelah dari pos jumping together,
kamipun boleh kembali ke tenda kelompoknya masing-masing. Berhubung hujan mulai
makin deras. Jadi kami bisa memasak untuk makan malam kami. Tugasku beserta
kedua adik level 4 sudah selesai, yakni mencuci nesting untuk memastikan
nestingnya bersih. Jam 17.53....
Srang, srang, pletuk-petuk! Saat itu, kak Innaya, kak Salama, kak Azizah dan
kak Zea sedang memasak menu makanan kelompok kami untuk makan malam. Tugas aku
beserta level 6 dan 4 nanti, cuci piring setelah semua sudah selesai dimasak.
Tapi nyuci piring dan beberapa nesting aja sih. 30 menit kemudian... tada! “Dah
jadi makan malamnya, yuk shalat maghrib dulu gih! Aku yang jaga tenda!” Kata
kak Innaya. “He eh kak. Oh iya, sekarang jam berapa kak, kok udah maghrib sih?”
Tanyaku ke siapapun yang ga ngacangin. “Bentar.. hng.. jam 18.33 kamu!” Jawab
kak Zea. “Oh. Makasih kak.” Jawabku dengan santai. Waktu aku berjalan ke tempat
whudu bersama kedua adik level 4 di kelompokku, sambil mendongak melihat
langit. “Ehloh?! Kok jam setengah tujuh malam langitnya masih seterang jam
setengah enam sore sich??” Kataku sambil
setengah lompat, histeris dan bingung dengan jawaban kak Zea tadi. “Kak, udahlah,
inikan di gunung, yuk cepet ke tempat whudu! Udah mulai banyak yang ngantri mau
whudu tuh!”Ajak afiyah, yang di ‘iya’kan oleh shafwa. Akupun buru-buru ke
tempat whudu. Setelah shalat maghrib dijammak dengan shalat isya berjamaah di
terpal, kami kembali ke tenda masing-masing untuk tilawah, minimal 2 lembar
Al-Qur’an. “Shodaqallahul’adzim... kenapa jam setengah tujuh malam disini masih
terang, tapi di kota udah gelap coba!” Gumamku, aku tidak berharap ada
responden, karena aku Cuma bergumam. “Karena disini hampir tidak ada polusi
cahaya dan udara. Lagian kita di tempat tinggi.” Jawab kak Innaya. “Oh, hng,
makasih kak.” Jawabku lagi. Tada! Jadi sudah makan malam kami! Yakni mi goreng
dengan nasi! Kalau aku sih, nasi, rendang dan mi goreng! Karena lauk rendangku
masih ada 4 potong. Jadi kumakan 2, 2 lagi ku bagikan kepada siapapun yang mau.
Yang jelas 2 rendang yang kuberikan masih bersih, ga kena garpu atau sendokku
lho! Setelah makan malam yang penuh khidmat, kamipun berkumpul di terpal untuk
sesi jurit malam. Aduh. Dingin banget sih... gumamku dalam hati. Sebenarnya aku
sudah mulai merasa kedinginan dari tadi sore, saat cuci piring. Akhirnya aku
tetap di terpal untuk ikut sesi jurit malam. Baik, sebelum sesi jurit malam,
kak Aji dan kak Tri ingin bercerita dulu ya, tolong di dengarkan. Kata kak Tri.
Semuapun langsung diam. Oke, sebelum itu, berbaris per shaf 1 shaf 3 atau 4
orang! Tambah kak Aji. Ayo cepat! Tambah kak Aji. Aku sih, sudah baris per shaf
dari tadi. Tinggal siapa lagi orang yang mau disebelahku. Akhirnya, yang
disebelahku adalah Zahwa dan Iffah. Hai! Kata Zahwa yang hanya kubalas dengan
menengok dan mengangkat alis saja. “Ya, jadi sekarang ini, kak Aji ingin
menceritakan asal usulnya iblis diusir dari Surga.” Seru kak Aji. “Dahulu kala,
iblis yang tinggal di surga mempunyai nama. Yakni Azazil. Azazil ini panglima
iblis yang baik, paling besar, paling hebat, dan paling patuh kepada Allah,
saat itu. Cerita kak Aji. Saat itu juga, setan-setan sudah ada di bumi. Setan
setan di bumi itu, kerjanya hanyalah saling bunuh membunuh sesama setan! Hingga
Allah seringkali mengutus Azazil untuk datang ke bumi dan menyelesaikan masalah
bunuh membunuh sesama setan itu. Setiap Azazil sudah menyelesaikan tugas yang diberikan Allah kepadanya, Azazil
pasti melapor kepada Allah. Hingga suatu saat, Allah memutuskan untuk membuat
mahluk yang bernama manusia. Kabar itu
tersebar luas di dunia. Ya Allah, mengapa engkau akan membuat mahluk
bernama manusia yang akan merusak dunia yang telah engkau ciptakan, serta
saling bunuh membunuh seperti setan-setan yang berada dibumi tersebut? Tanya
Azazil kepada Allah. Karena aku ingin menunjukkan kekuasaanku pada mereka wahai
Azazil! Jawab Allah. Bagaimana jika manusia itu justru akan merusak alam yang
telah kaubuat dengan seindah mungkin ya Allah? Tanya Azazil lagi. Sesungguhnya
aku Maha mengetahui dan lebih tahu apapun darimu Azazil. Balas Allah. Akhirnya,
tak lama kemudian, jadilah manusia pertama di dunia ini. Kun Fayakun! Dari
tanah, maka jadilah manusia. Ialah Adam yang Allah ciptakan. Wahai para
malaikat! Bersujudlah kalian kepada Adam. Manusia pertama yang telah Aku
ciptakan! Kata Allah. Sujudlah seua malikat. Namun, Azazil bersikeras tidak mau
bersujud kepada nabi Adam. Kenapa aku harus sujud kepada manusia yang engkau
ciptakan, padahal aku lebih hebat dari manusia itu. Aku tercipta dari api,
sedangkan ia dari tanah. Jawab Azazil saat Allah bertanya mengapa ia tidak mau
bersujud pada nabi Adam, manusia pertama yang telah Allah ciptakan. Azazil!
Keluarlah kau dari surga! Tinggallah kau di bumi! Mulai sekarang kau tidak lagi
menjadi mahluk yang paling hebat! Kata Allah. Baik ya Allah. Tapi saya ingin
agar saya bisa menggoda manusia hingga hari kiamat ya Allah. Tidak pernah
berhenti. Minta Azazil kepada Allah. Dan Allah kabulkan. Begitulah ceritanya.
Tutup kak Aji. Saya juga dapat info nih, Azazil sudah pernah berusaha bertaubat
2 kali. Yang pertama kepada nabi Musa. Nabi Musa meminta ia berdzikir, shalat,
juga bertasbih kepada Allah, setelah itu nabi musa meminta ia mendatangi makam
nabi Adam dan bersujud di depan makam nabi Adam. Uh! Ga terima si Azazil,
sehingga ia tidak jadi bertaubat. Begitupun nabi Zakkariya.” Cerita kak Aji. “Yak!
Kak Tri sekarang Cuma mau bilang. Setan itu bisa takut sama manusia yang banyak
pahala dan amalannya yang baik sungguh banyak. Jadi, anak Techno akidah dan
akhlaqnya banyak dan baik. Jadi kalian semua janganlah takut sama setan
tersebut. Jika setan tersebut benar-benar memunculkan dirinya, kalian hanya
perlu membaca tiga kul, ayat kursi, dan juga Al-Fatihah.” Pesan kak Tri. “Baik.
Kloter perempuan pertama, adalah yang berada di shaf pertama. Silahkan jalan ke
toilet perempuan tanpa senter.” Tambah kak Tri. “Nah! Kalau ada yang luka,
teriak AllahuAkbar merah ya!” Tambah kak Aji. Akhirnya, aku Zahwa dan juga
Iffah-pun jurit malam ronde pertama. Aduh. Pusing, dingin juga nih. Gumamku.
Akhirnya, aku tidak tahan lagi untuk menahan kegigilan dalam diriku. Saat
sampai di tempat, akupun menggigil hebat. “Eh, kita balik aja ya, kasian kamu lif.
Kata Zahwa. Aku terserah kalian aja deh, kalau mau lanjut, gak apa apa juga
kok.” Kataku sambil menggigil. Terserah aja deh. Kata Iffah. Akhirnya, kamipun
pulang ke terpel dengan menghafal 1 kalimat..... Rahasia deh kalimatnya! :)
sampai di terpal, aku langsung diberi penanganan oleh panitia medis. 1 jam
kemudian, jurit malam telah selesai, sehingga aku bisa ke tenda untuk mengambil
gosok gigi lalu gosok gigi. Setelah itu barulah aku akan melanjutkan tidurku.
Tempatku untuk tidur terletak di paling ujung sebelah kanan. Sebelah kiriku
adalah Haifa. Met bobo pembaca....
Nagh! Belum berakhir pula keseruan Camping Alifa! Baca artikel blogku berjudul Camping Zeru #3 untuk melengkapi cerita Campingnya Alifa ya! Wassalamu'alaikum teman-teman!
Comments
Post a Comment