Camping Zeru #2


Assalamu'alaikum teman-teman! Seperti yang kukatakan di artikel sebelumnya, artikel kali ini adalah lanjutan dari keseruanku saat Camping! Met membaca para pembaca!



Hari Rabu, 19 Desember 2018
Hah, bangunku justru jam 6.00! Buru-buru saja aku menyiapkan bekal-bekalku dan memasukkannya ke dalam tas, baru setelah itu aku mandi, sarapan, serta gosok gigi. Saat aku sedang gosok gigi, bunda menambahkanku uang cadangan bernilai 20.000. aku-pun berterimakasih pada bunda. Sebelum menggendong tas, akupun memeluk erat bunda, dan menyalimi bunda dengan khidmat. Dan menyalimi embah setelah itu. “Sehat-sehat bunda.”. Itulah pesan singkatku saat bunda memakaikan helm kepadaku. Bunda mengangkat kepalaku sambil menjawab. “Iya kak”.. 20 menit kemudian, aku sudah sampai di masjid Al-Huda. Dan dari level 4 sampai 6, yang datang baru aku! Huft.. Selamatlah aku! Untung aku belum terlambat seperti yang ayah kira. Dibawah ini, urutan yang datang pertama dari level 4 sampai 7 di kelompokku:
1.      Alifa
2.      Kak Innaya
3.      Afiyah
4.      Kak Niswah
5.      Shafwa
6.      (kak) Haifa
Haifa datang terakhir karena ia perlu melakukan sesuatu dengan ayahnya dulu. Saat tronton bersiap mau berangkat, aku ingin mendatangi ayah dulu, namun... Huee!! Ayah menghilang! Untung saat baris berbaris ayah sudah kembali lagi! Ah, bukanlah urusanku tadi ayah kemana, yang penting ayah sudah datang lagi! “Yak, sekarang ambil tasnya, lalu ke tronton yang diarahkan PJ kelompoknya masing masing”! kata kak Aji. Setelah menggendong tasku, aku menghampiri ayah. “Yah, sehat terus ya, bareng bunda sama embah.” Pesanku. “Ya kak, hati-hati ya.” Balas ayah. Kusalimi ayah, sempat kupeluk, Cuma sebentar. Di tronton, aku tidak banyak bicara, justru banyak mendengarkan saja. Tronton kami berangkat setelah 23 menit (kurang/lebih) berhenti. Aku idak tahu alasan jelasnya, kalau presepsi aku sih, mesinnya lagi dipanaskan sambil menunggu yang belum datang! Yeay! Aku setronton dengan Zahwa! Bersampingan lagi! Setidaknya aku ada teman. Juga setronton dengan Chaca harusnya! Cuma Chacanya terlambat! Kyaa... aku dekat-dekat dengan teman sekelasku! Cuma ada jarak 3 orang orang untuk ke posisin Chaca dari posisiku. Selama perjalanan, kerjaanku kebanyakan hanya tidur. Karena aku harus mengumpulkan energi. Biar dari siang sampai malam ini bisa aktif terus! Tekadku. Sudah setengah lebih perjalanan aku tertidur. Bangun-bangun, aku sudah bisa lebih rileks untuk bercanda dengan kedua temanku. Namun setiap melihat wajah damai kak Nabila, mengingatkanku pada bunda. Biasa, mulai iseng lagi nih, mereka berdua! Mereka mau membuka rahasia kalau aku suka sama siapa di kelas! Mana mau aku dibuka rahasianya! Cepat cepat saja aku meminta mereka berhenti dengan cara lain. “Nanti aku turun di tol kalau kalian ledekin loh! Bantuin petugas tolnya!” Candaku. “Ayo cha, kita turunin, nanti pasti ada ‘dia’ yang kasihan ke lifa!” Ujar Zahwa yang disusul oleh pecah tawa dari Chaca. “Nih lif, snack sebelum kamu turun di tol!” Ledek Chaca. Ia menawarkanku promina puffs, makanan kesukaanku! Oh iya, bicara soal snack, aku akan memberitahu, apa saja snack, minum, serta uang yang kumiliki:
1.      Roti isi krim keju 2 stik bungkus
2.      Roti bundar isi krim keju 1 bungkus
3.      Susu UHT 1 kotak
4.      Susu rasa coklat 1 kotak
5.      Rumput laut 2 bungkus (@1 set)
6.      3 bungkus custas, cupcake isi krim
7.      Uang sejumlah 35.000
8.      1 buah botol minum 1,3 liter
“Aku Cuma bawa 1 bool minum, soalnya disana nanti aku bisa masak air saja untuk minum! Atau beli!” Jawabku santai saat Zahwa bertanya mengapa aku tidak membawa air mineral 1,5 liter. Saat sudah memasuki kawasan gunung salak, aku, Zahwa, Chaca, Ghina, dan Naadine berebut ingin melihat pemandangan luar dari jendela belakang. Saat tanjakannya mulai curam, aku panik sambil bertasbih... karena aku takut kalau trontonnya merosot ke bawah saat itu juga! 5.25 Ya Allah, terima kasih karena engkau masih /menjaga keseimbangan tronton ini! Ujarku dalam hati saat tanjakan curam sudah berakhir. Kami bernyanyi riang dengan lirik lagu naik-naik ke puncak gunung yang kami modifikasi. Setelah selesi memikirkan bagaimana hasil liriknya kalau dimodifikasi, aku, Zahwa, dan Chaca akhirnya menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung dengan hasil lirik yang kami buat! Naik, naik, di gunung salak, tinggi, tinggi sekali~ Naik, naik, di gunung salak, tinggi, tinggi sekali~ Kiri, kanan, adanya pohon, pohon pohonnya tingggi~iii~ Kiri, kanan, adanya pohon, pohon pohonnya tingggi~iii! Yeey.. plok-plok-plok... ucapku saat lagu telah selesai dinyanyikan. Zahwa dan Chaca juga ber-yeay kaarena sukses membuat lirik lagu berjudul naik-naik di gunung salak. Beberapa menit kemudian, kamipun telah sampai di... Curug Cihurang! Gunung Salak! Whii.. langsung se-tronton heboh ingin turun! Terlalu semangat, sepertinya. Pemberhentian tronton yang kunaiki, berada di paling ujung kiri. Sebelahnya langsung ada sungai yang mengalir cukup deras. Kretek! Bedebum! Yaa, kira-kira bunyi  pintu trontonnya saat dibuka seperti itu. Saat aku sudah sampai di bawah, aku justru sedih.... Ada tumpukan sampah di sebelah kiri trontonnya! Banyak banget.. Jadinya membuat bau sampah di lingkungan sekitar. Huaa! Sedihnya :((. Saat turun dari tronton, aku langsung berkumpul dengan kelompokku dulu, untuk memastikan anggota kelompkku lengkap. Let’s go guys! Ucapku pada Afiyah dan Shafwa saat rombongan akann segera bergera menuju camp ground. Ayo aja. Jawab Shafwa datar. Kira-kira, 15 menit kemudian, kamipun sampai di area camp ground bagian laki-laki. Bagian perempuan paling atas, membutuhkan waktu sekitar 5-10 menit lagi untuk mencapai puncak camp ground area perempuan. Sesampainya di area camp ground perempuan, kelompokku segera menaruh tas di hamparan rumput yang sudah ditentukan kak Innaya. “Ayo, sekarang bantu aku cari tempat yang cocok buat bangun tenda kelompok!” Seru kak Innaya. “Oke!” Seru semua anggota kelompokku. “Disini aja kak!” Seru aku, Shafwa, dan Afiyah. Tempat yang kami bertiga tunjuk adalah lapangan kecil di paling bawah. Namun masih di area camp ground perempuan. Tempatnya itu, datar dan dekat pohon disekitarnya! Untuk mengikat fly sheetnya nanti. Setelah kak Innaya dan kak Nabila berdiskusi, akhirnya mereka menyetujui tempat yang aku, Shafwa dan Afiyah sarankan. Seperti yang disarankan kak Innaya, kami bertiga (lagi) membangun tenda kecil untuk kak Azizah, serta kak Zea tidur. Baru saja kami bertiga membuka kanong tendanya, kami (semua anak Techno yang berada di camp ground) diminta kumpul oleh kak Aji. “Asslamualaikum warahmatullahi wabarakatuh!” Ucap kak Aji. “Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!!” Jawab kami serentak. “Jadi, kalian disini untuk mengetahui aturan yang harus kalian jalankan di camping 2018 ini. Jadi, PJ camping kalian kali ini, adalah kak Umar level 8. Yak, Umar bisa dibacakan aturan di acara camping Techno 2018 ini?” Tanya ak Aji. “Bisa kak.” Jawab kak Umar. “Yak, semua harap tenang, kak Umar akan membacakan aturannya sekarang juga ya!” Umar, mulai. Seru kak Aji. Kak Umar-pun mengangguk. Dibawah ini aturan yang dilakukan saat acara camping Techno 2018 ini ya!:
1.      Harus menjaga adab kepada orang lain, sesama murid dan mentor
2.      Harus menjaga adab makannya
3.      Harus menjaga aqidah dan akhlaq-nya
4.      Harus berbicara baik kepada orang (lain) diarea camp ground dan warung
5.      Jika ingin keluar dari area camp ground, minimal harus izin ke mentor kelompoknya
6.      Tidak boleh keluar dari area camp ground sendiri, minimal berdua
7.      Tidak boleh membeli jajanan apapun tanpa seizin mentor
8.      Tidak boleh merusak fasilitas camp ground maupun barang yang bukan miliknya sendiri
9.      Tidak boleh menyakiti hewan maupun tumbuhan lainnya
“Baik, bisa dipahami?” Tanya kak Aji. “Bisa!” Jawab anak-anak serentak. “Baik, kak Aji masih ada info lagi, boleh diam dulu sebentar?” Tanya kak Aji. Semua-pun langsung diam. “Oke, kaian akan mendapatkan waktu 90 menit dari kak Aji, untuk membangun tenda dan juga makan siang. Oke? Yak, 90 menit mulai dari sekarang!” Seru kak Aji sambil menepuk tangan untuk mengakhiri pembicaraan. Entah karena terburu buru atau terlalu semangat, Afiyah berlari hingga.. Gedubabruk! Jatuh! Untung dia tidak apa apa. 20-30 menit kemudian, rata tada! Sudah berdiri deh tendanya! Kedua tendanya lho! Bukan tenda kecilnya saja, melainkan tenda besarnya juga! Setelah merapikan pasak pasak dan perkakas kecil lainnya, kami semua memulai waktu makan siang kami. Di kelompokku, yang tidak membawa makan siang, hanya Haifa, sehingga ia harus menuunggu kak Dani untuk membelikan makan siang mereka berdua dulu. Tada! Inilah makan siangku hari ini, yaitu Rendang khas embah dan bunda! Enak banget deh rasanya! Khas padang banget! Mungkin karena embahku dulu belajar masak renda dari kakaknya yang tinggal di padang dan membuka warung makan padang. Di padangnya langsung. Yang makan dengan tenang sepertinya hanya aku dan kak Niswah. Kalau aku jelas, sedang banget-banget menikmati tasty masakan rendang yang dimasak oleh embah, dan bahannya dicarikan oleh bunda. Setelah makan dalam tenang dan segera, akupun mengelilingi campground dengan kak Niswah. Kebetulan, aku dan kak Niswah selesai makannya bersamaan. Setelah mengelilingi camp ground, kami pun kembali ke perkumpulan, kami akan bermain suit jalan. Aku sekelompok dengan kak Niswah sedangkan Afiyah sekelompok dengan Haifa. Shafwa? Oho, dia tidak ingin ikutan bermain suit jalan ini. 30 menit talah berjalan, kini wakunya kami menaruh tas ke dalam tenda dan berkumpul ke area perkumpulan dengan yang lainnya. Oh iya, pemenang main suit jalan kali ini adalah kelompokku, Alhamdulillah... Seingatku, skor-nya 54:28. “Hei guys, bawa semua gas portablenya ya! Kumpulin ke kak Zahra. Oh iya, sekalian bawa alat dan bahan untuk kelompokknya ya, misal yang balon, dan yang lainnya! Kecuali sarung yak!” Seru kak Azizah dan kak Zea. Kak Innaya hanya menangguk dari kejauhan, Cuma dilihat oleh kak Azizah. Akupun mengeluaran gas portable dari dari tasku. Karena aku yang bertugas membawa kemarin. Bukan membeli, Cuma membawa. “Baik, fungsi gas portable kalian dikumpulkan ini, karena kalian harus berusaha dulu untuk makan. Kalian bisa mengambil gas portable ini, kalau kalian bisa membuat peta dimana letak pos-pos yang sudah ditentukan panitia dengan benar! Arah mata anginnya harus benar! Mana barat, timur, utara, hingga selatan. Paham?” Seru kak Aji. “Iya kak!” Kami semua serentak menjawab. Yak, silahkan memulainya dari sekarang. Saat aku sedang ke tenda untuk mengambil alat tulis bersama Afiyah yang mengambil buku tulisnya, tiba-tiba, saat aku sedang berjalan keluar dari tenda bersama Afiyah, ada... “MONYET!!” Teriak seorang Akhwat di area camp ground perempuan. Aku dan Afiyah juga melihat penampakan monyet itu, ia bergelantungan di kayu pohon bambu. “AAAA!!” Teriak aku dan Afiyah. Karena kami takut didatangi monyet, kami cepat-cepat kembali ke barisan. Padahal jarak kami berdua ke monyet tersebut mungkin masih 15 meter (kurang/lebih). Dengan segera, kamipun memulai menggambar peta berpos-pos dengan arah mata angin yang benar. Ada 10 pos yang akan kami gambar di peta. Aku paling senang saat di pos 1, karena pos 1 itu... Terletak di curug Cihurang-nya! Jadi aku bisa menikmati pemandangan curug Cihurang yang indah dan mempesona ini. 7.58 Hmm.. pos yang kusuka yang kedua adalah pos 10, karena jauh, jadinya bisa ada break untuk jalan-jalan gitu :). Setelah menggambar semua pos, kamipun menyerahkannya kepada kak Aji untuk dinilai. Yak, benar. Kata kak Aji saat peta punya kelompokku di cek. Yes! Seru kami serempak. Setelah membuat peta, kamipun memainkan game yang telah disiapkan panitia. Pos yang pertama kami datangi adalah pos hafalan. Jadi masing-masing kelompok ada 2 perwakilan yang akan diminta untuk menghafalkan 1 ayat Qur’an. Kalau kelompokku dan Zahwa perwakilannya menghafalkan surat Qur’an. Yang tidak bisa menghafalkan akan diberi blao wajahnya. Nah, kelompokku dan zahwa perwakilannya bisa menghafalkan arabnya, tapi artinya sulit hafal sampai waktunya habis. Jadilah kelompokku dikasih blao semua, begitupun kelompok Zahwa. Setelah itu juga, kami ke pos bos berkata. Di pos ini seru banget! Soalnya permainannya melatih kefokusan dengan menyenangkan. Jadi, kalau ada kalimat, bos berkata pegang kerudung temannya, maka pegang kerudung temannya. Tapi kalau tidak ada kalimat bos berkata, tapi langsung pegang kerudung temannya, jangan dipegang, karena tidak jelas instruksi itu bukan dari bos. Untung saja kelompokku tidak pakai blao lagi! Karena kelompokku sungguhlah fokus. Kalau kelompok Zahwa setahuku sih, tidak kena blao juga. Setelah dari pos bos berkata, kami harus ke tenda dulu untuk mengambil jas hujan, karena hujan gerimis sudah berhasil mengguyur kami. Selanjutnya, kami juga ke pos yang melatih kefokusan. Nama posnya adalah jumping together. Jadi, 1 anak berpegangan pundak dengan anak yang berada di depannya. Lalu kalau panitianya bilang kanan kiri kanan, kita loncatnya ke kiri kanan kiri. Cuma kita juga sambil bicara kanan kiri kanan. Ucapan sama dengan panitia, gerakan kebalikan dari ucapannya. Aku berada di depannya Zahwa, jadi otomatis Zahwa yang memegang pundakku. Zahwa dan aku bisa dibilang cukup kompak, karena kami jarang terpeleset karena salah arah untuk loncat. Setelah dari pos jumping together, kamipun boleh kembali ke tenda kelompoknya masing-masing. Berhubung hujan mulai makin deras. Jadi kami bisa memasak untuk makan malam kami. Tugasku beserta kedua adik level 4 sudah selesai, yakni mencuci nesting untuk memastikan nestingnya bersih. Jam 17.53.... Srang, srang, pletuk-petuk! Saat itu, kak Innaya, kak Salama, kak Azizah dan kak Zea sedang memasak menu makanan kelompok kami untuk makan malam. Tugas aku beserta level 6 dan 4 nanti, cuci piring setelah semua sudah selesai dimasak. Tapi nyuci piring dan beberapa nesting aja sih. 30 menit kemudian... tada! “Dah jadi makan malamnya, yuk shalat maghrib dulu gih! Aku yang jaga tenda!” Kata kak Innaya. “He eh kak. Oh iya, sekarang jam berapa kak, kok udah maghrib sih?” Tanyaku ke siapapun yang ga ngacangin. “Bentar.. hng.. jam 18.33 kamu!” Jawab kak Zea. “Oh. Makasih kak.” Jawabku dengan santai. Waktu aku berjalan ke tempat whudu bersama kedua adik level 4 di kelompokku, sambil mendongak melihat langit. “Ehloh?! Kok jam setengah tujuh malam langitnya masih seterang jam setengah enam sore sich??”  Kataku sambil setengah lompat, histeris dan bingung dengan jawaban kak Zea tadi. “Kak, udahlah, inikan di gunung, yuk cepet ke tempat whudu! Udah mulai banyak yang ngantri mau whudu tuh!”Ajak afiyah, yang di ‘iya’kan oleh shafwa. Akupun buru-buru ke tempat whudu. Setelah shalat maghrib dijammak dengan shalat isya berjamaah di terpal, kami kembali ke tenda masing-masing untuk tilawah, minimal 2 lembar Al-Qur’an. “Shodaqallahul’adzim... kenapa jam setengah tujuh malam disini masih terang, tapi di kota udah gelap coba!” Gumamku, aku tidak berharap ada responden, karena aku Cuma bergumam. “Karena disini hampir tidak ada polusi cahaya dan udara. Lagian kita di tempat tinggi.” Jawab kak Innaya. “Oh, hng, makasih kak.” Jawabku lagi. Tada! Jadi sudah makan malam kami! Yakni mi goreng dengan nasi! Kalau aku sih, nasi, rendang dan mi goreng! Karena lauk rendangku masih ada 4 potong. Jadi kumakan 2, 2 lagi ku bagikan kepada siapapun yang mau. Yang jelas 2 rendang yang kuberikan masih bersih, ga kena garpu atau sendokku lho! Setelah makan malam yang penuh khidmat, kamipun berkumpul di terpal untuk sesi jurit malam. Aduh. Dingin banget sih... gumamku dalam hati. Sebenarnya aku sudah mulai merasa kedinginan dari tadi sore, saat cuci piring. Akhirnya aku tetap di terpal untuk ikut sesi jurit malam. Baik, sebelum sesi jurit malam, kak Aji dan kak Tri ingin bercerita dulu ya, tolong di dengarkan. Kata kak Tri. Semuapun langsung diam. Oke, sebelum itu, berbaris per shaf 1 shaf 3 atau 4 orang! Tambah kak Aji. Ayo cepat! Tambah kak Aji. Aku sih, sudah baris per shaf dari tadi. Tinggal siapa lagi orang yang mau disebelahku. Akhirnya, yang disebelahku adalah Zahwa dan Iffah. Hai! Kata Zahwa yang hanya kubalas dengan menengok dan mengangkat alis saja. “Ya, jadi sekarang ini, kak Aji ingin menceritakan asal usulnya iblis diusir dari Surga.” Seru kak Aji. “Dahulu kala, iblis yang tinggal di surga mempunyai nama. Yakni Azazil. Azazil ini panglima iblis yang baik, paling besar, paling hebat, dan paling patuh kepada Allah, saat itu. Cerita kak Aji. Saat itu juga, setan-setan sudah ada di bumi. Setan setan di bumi itu, kerjanya hanyalah saling bunuh membunuh sesama setan! Hingga Allah seringkali mengutus Azazil untuk datang ke bumi dan menyelesaikan masalah bunuh membunuh sesama setan itu. Setiap Azazil sudah menyelesaikan  tugas yang diberikan Allah kepadanya, Azazil pasti melapor kepada Allah. Hingga suatu saat, Allah memutuskan untuk membuat mahluk yang bernama manusia. Kabar itu  tersebar luas di dunia. Ya Allah, mengapa engkau akan membuat mahluk bernama manusia yang akan merusak dunia yang telah engkau ciptakan, serta saling bunuh membunuh seperti setan-setan yang berada dibumi tersebut? Tanya Azazil kepada Allah. Karena aku ingin menunjukkan kekuasaanku pada mereka wahai Azazil! Jawab Allah. Bagaimana jika manusia itu justru akan merusak alam yang telah kaubuat dengan seindah mungkin ya Allah? Tanya Azazil lagi. Sesungguhnya aku Maha mengetahui dan lebih tahu apapun darimu Azazil. Balas Allah. Akhirnya, tak lama kemudian, jadilah manusia pertama di dunia ini. Kun Fayakun! Dari tanah, maka jadilah manusia. Ialah Adam yang Allah ciptakan. Wahai para malaikat! Bersujudlah kalian kepada Adam. Manusia pertama yang telah Aku ciptakan! Kata Allah. Sujudlah seua malikat. Namun, Azazil bersikeras tidak mau bersujud kepada nabi Adam. Kenapa aku harus sujud kepada manusia yang engkau ciptakan, padahal aku lebih hebat dari manusia itu. Aku tercipta dari api, sedangkan ia dari tanah. Jawab Azazil saat Allah bertanya mengapa ia tidak mau bersujud pada nabi Adam, manusia pertama yang telah Allah ciptakan. Azazil! Keluarlah kau dari surga! Tinggallah kau di bumi! Mulai sekarang kau tidak lagi menjadi mahluk yang paling hebat! Kata Allah. Baik ya Allah. Tapi saya ingin agar saya bisa menggoda manusia hingga hari kiamat ya Allah. Tidak pernah berhenti. Minta Azazil kepada Allah. Dan Allah kabulkan. Begitulah ceritanya. Tutup kak Aji. Saya juga dapat info nih, Azazil sudah pernah berusaha bertaubat 2 kali. Yang pertama kepada nabi Musa. Nabi Musa meminta ia berdzikir, shalat, juga bertasbih kepada Allah, setelah itu nabi musa meminta ia mendatangi makam nabi Adam dan bersujud di depan makam nabi Adam. Uh! Ga terima si Azazil, sehingga ia tidak jadi bertaubat. Begitupun nabi Zakkariya.” Cerita kak Aji. “Yak! Kak Tri sekarang Cuma mau bilang. Setan itu bisa takut sama manusia yang banyak pahala dan amalannya yang baik sungguh banyak. Jadi, anak Techno akidah dan akhlaqnya banyak dan baik. Jadi kalian semua janganlah takut sama setan tersebut. Jika setan tersebut benar-benar memunculkan dirinya, kalian hanya perlu membaca tiga kul, ayat kursi, dan juga Al-Fatihah.” Pesan kak Tri. “Baik. Kloter perempuan pertama, adalah yang berada di shaf pertama. Silahkan jalan ke toilet perempuan tanpa senter.” Tambah kak Tri. “Nah! Kalau ada yang luka, teriak AllahuAkbar merah ya!” Tambah kak Aji. Akhirnya, aku Zahwa dan juga Iffah-pun jurit malam ronde pertama. Aduh. Pusing, dingin juga nih. Gumamku. Akhirnya, aku tidak tahan lagi untuk menahan kegigilan dalam diriku. Saat sampai di tempat, akupun menggigil hebat. “Eh, kita balik aja ya, kasian kamu lif. Kata Zahwa. Aku terserah kalian aja deh, kalau mau lanjut, gak apa apa juga kok.” Kataku sambil menggigil. Terserah aja deh. Kata Iffah. Akhirnya, kamipun pulang ke terpel dengan menghafal 1 kalimat..... Rahasia deh kalimatnya! :) sampai di terpal, aku langsung diberi penanganan oleh panitia medis. 1 jam kemudian, jurit malam telah selesai, sehingga aku bisa ke tenda untuk mengambil gosok gigi lalu gosok gigi. Setelah itu barulah aku akan melanjutkan tidurku. Tempatku untuk tidur terletak di paling ujung sebelah kanan. Sebelah kiriku adalah Haifa. Met bobo pembaca....


Nagh! Belum berakhir pula keseruan Camping Alifa! Baca artikel blogku berjudul Camping Zeru #3 untuk melengkapi cerita Campingnya Alifa ya! Wassalamu'alaikum teman-teman!

Comments

Popular posts from this blog