Review film Keluarga Cemara


Assalamu’alaikum dan halo teman-teman!! Sesuai dengan judul postingan blog kali ini, aku akan menceritakan keseruan dan review sedikit tentang film Keluarga Cemara. Selamat membaca... :)






Pesan tiket dulu

Hari ini hari Jum’at, 3 hari setelah haifa bermain kerumahku. Dan hari ini adalah hari spesial lho! Selain karena maau menonton film Keluarga Cemara, tapi karena... hari ini aku sudah selesai presentasi! Yeay... Aku senang sekali, sampai terhura... Sepulang sekolah, aku langsung mengerjakan soal math yang ayah berikan. Dan affa, teman sekelasku menemaniku mengerjakan soal tersebut. Sekalian dia mau mengerjakan laporan sosial tentang campingnya. Setelah aku selesai mengerjakan soal math dari ayah, affa masih minta ditungguin, jadi aku dan affa sambil ngobrol tentang rencana kami menonton film Keluarga Cemara di bioskop yang ada di Pesona Square Depok. Rencananya, kami akan menonton film tersebut antara hari Sabtu atau Minggu bersama dengan teman lainku, seperti Zahwa, Yumna, Affa, Chaca, serta diriku. Sayang banget karena kak Novi ga bisa ikut. Kak Novi adalah mentor kelas 5. Waktu aku masih di kelas, aku menanyakan itu kepada kak Novi, namun kak Novi bilang ia akan sangat sibuk beberapa minggu ini, jadi ia tidak bisa ikut. Waktu kak Novi mengatakan itu, Affa, Yumna, dan aku ber yaahh. Affa menganggukkan celotehan aku tadi. “Affa!!” Panggil kak Aisyah (tetehnya) dari tangga kelas 9. “Bentar ya Lif.” Pamit affa yang aku iya kan. Tak lama kemudian, affa kembali. “Lif, aku, ibu, sama teteh bisanya hari ini! Soalnya teteh besok ada tes!” Jelas affa. “Kamu sudah izin ibu?” Selidikku, affa mengangguk. “Kak Anti kemarin ngajak aku nonton hari ini, jadi semalam aku sudah izin ibu deh!” Jelas affa berbinar. “Ang....eng.. Ang...eng..” Gumamku. “Ang eng, Ang eng aja! Jawab dong!” Kata affa bersemangat. “Okeh!” Seruku. “Yes!” Kata affa. “Ehh.. aku bilang bunda dulu ya”. Jawabku singkat.

Panjang umur! Alhamdulillah, tiba-tiba bunda sedang lewat di depan saung level 4. Langsung saja aku menjelaskan tentang usul affa tersebut. “Benar gitu fa? Mmm.. oke! InsyaAllah bisa ya fa! Tapi tergantung dengan tulisan blog alifa ya Fa!” Jawab bunda yang kami berdua yesss-kan. “Eh, Cuma berdua nih? Mau ajak siapa lagi?” Tanya bunda. Tiba-tiba aku lihat Zahwa yang sedang main bola. “hmm, mungkin Zahwa bun.” Bola mata Affa langsung membulat dan mengangguk kepalanya. Setelah bunda berjalan ke ruang mentor, Zahwa datang untuk mengambil tasnya dan pulang.

“Zah! Kamu mau nonton film keluarga cemara? Tanyaku pada Zahwa. “Mau, nanti aku kabarin ke WA bunda kamu kalau aku bisa atau enggak ya Lif!” Jawab zahwa yang aku beri jempol. Detik berganti menit, menit berganti jam hingga akhirnya adzan Ashar sudah berkumandang, aku dan Affa bersegera mengambil air wudhu untuk shalat Ashar. Sayangnya, Affa sudah dijemput ibunya, jadi aku shalat berjamaah dengan kak Fathina (level 9, sekelas sama tetehnya affa) dan Haifa. Sehabis shalat Ashar dan dzikir, aku mengerjakan artikel blog aku yang berjudul Haifa ke rumahku (jangan lupa dibaca artikel yang satu ini ya!).

Sepulang sekolah, aku, ayah, dan bunda ke Pesona Square dulu untuk membeli tiket nonton film Keluarga Cemara. Alhamdulillah! Zahwa fix ikut dengan kami lho! Gyyaa.. betapa senangnya hati ini. Bundaku dan mama Zahwa tidak ikut nonton karena alasan yang berbeda. Tiket yang bunda belikan dibagi dalam 2 baris.  3 kursi di row A, dan 2 kursi di row B. Aku jadi punya sebuah rencana. Karena anak kelas 5 ada 3 orang, 3 kursi di row A untuk aku, Zahwa, dan juga Affa. Dan 2 kursi di row B untuk ibu Affa dan tetehnya. Sambil menunggu tiketnya diproses, aku membuka laptop bunda lagi untuk melanjutkan menulis blog. 10 menit kemudian, bunda sudah kembali sambil membawa 5 tiket bioskop.  Sebelum kami pulang, bunda memotret kelima tiket tersebut dan mengirimnya ke WA ibunya Affa dan mamanya Zahwa.

Kruyuuk, ternyata perut kami sudah berbunyi. Jadinya, kami bertiga makan siomay gondrong dulu. Siomay-nya sehat, enak, dan membuat dompet tetap secure dan sehat juga. Walaupun bentuknya tidak sempurna seperti siomay pada umumnya, rasanya di atas rata-rata! Kamipun memesan 3 porsi. Alhamdulillah... Gumamku seusai makan dan sebelum minum. Perut kenyang, hatipun riang. Kamipun bergegas pulang.

AllahuAkbar, AllahuAkbar!

Adzan Maghrib akhirnya sudah berkumandang. Segera aku mengambil air wudhu, lalu mengambil mukena dan siap untuk berangkat ke masjid Al-Hijrah bersama ayah. Seusai shalat Maghrib, aku meletakkan mukenaku pada tempatnya, lalu langsung menggunakan kaus kaki dan jaket. Wah bunda dan ayah sudah siap mengantarkanku. Perjalananku hanya butuh 10 menit.

Sesampainya di lobby Pesona Square, aku langsung naik ke lantai 3 ke tempat bioskop XXI dengan bunda.Ternyata, disana sudah ada zahwa dan affa. Segera saja kusapa mereka. Setelah saling menyapa satu sama lain antara ibu affa, mama zahwa, dan bundaku, bunda izin pamit, ibu affa masih memesan sesuatu, jadi affa dan tetehnya ikut ibunya dulu. Karena hanya aku dan zahwa yang sudah siap masukke dalam studio, jadi kami masuk duluan.

Namun, takdir berkata lain mengenai rencanaku... Aku dan Zahwa jadinya di row B, sedangkan affa sekeluarga, bertiga, jadinya di row A! Tidak mengapa lah.. Eh iya, sekadar info nih pembaca, film Keluarga Cemara ini dulunya diangkat dari serial drama di televisi lho! Mungkin karena bagus dan berfaedah, dari serial drama televisi, jadi film layar lebar deh!



Abah, Mamak, Teteh, Ara

Nah, sekarang aku mulai mereview sedikit tentang film Keluarga Cemara ya!

Jadi, ada sebuah keluarga yang bisa dibilang kaya. Namun mereka tetap harmonis. Keuarga itu beranggotakan 4 orang, yakni Abah, Mamak, Teteh Lilis (Eis), dan juga Ara. Eis ini, suka banget dance dan bernyanyi, sehingga ia masuk ke klub dance wanita yang bernama WolfGirl. Suatu malam, Eis sedang menampilkan dance collab bersama WolfGirl, namun abahnya tidak bisa datang karena super sibuk. Abahnya adalah pekerja keras yang jujur. Hal bahwa abahnya tidak datang, membuat ia sangat sedih. Keesokan paginya, mamak memberitahu abah kalau sore itu, akan ada pesta ulang tahun kecil untuk eis. Mulai jam 4, tiup lilnnya jam 5 ya bah!lupa datang ya bah! Kata mamak mengingatkan. Sore harnya, ketika eis sudah selesai tiup lilin, tamu tak diundang datang... Ia adalah bos abah yang akan menyita rumah tersebut, karena abahnya terlibat kasus hutang kakak Iparnya yang tidak lunas. Jadi, teman-temannya yang diundang eis ke pesta tersebut juga terusir dari rumah tersebut. Oh kasihan, oh kasihann.... Malam harinya, abah datang menaiki ojek. Karena ada prihal mengenai mobilnya. Setelah berpacking, eluarga harmonis tersebut akhirnya bermalam di container tempat kerjanya sang abah. Hingga suatu malam. Mamak, teteh, Ara, liburan kali ini kita kerumah aki ya. Kata abah. Wahh.. Hore!! Seru ara senang.  Memangnya ara tahu rumah aki dimana? Tanya abah. Ara menggeleng sambil malu-malu. Keesokan harinya, abahpun memboyong keluarga kecilnya untuk ke rumah aki mereka. Aki itu adalah kakek. Sesampainya di rumah aki... Rumahnya kosong. Tidak ada orang. Sepertinya rumah tersebut sudah tidak lagi dihuni aki mereka. Akhirnya, pagi itu, keluarga harmonis tersebut membersihkan rumah aki mereka yang akan mereka singgahi tersebut. Oh iya, rumah aki mereka ini terletak di kawasan Bogor lho! Keesokan harinya, abah mulai meminta tolong para tetangga dekatnya aki dulu, untuk membantu abah merenovasi rumah tersebut. Eis, Ara, serta mamak juga terlibat dalam hal itu. Waktu abah merapikan gudang rumah tersebut, ia menemukan sebuah becak tua. Sehingga saat itu juga, setelah ia mengeluarkan becak tersebut dari gudang dan membersihkannya, ia mengajak emak, ara, serta eis untuk naik ke becaknya, nanti abah yang mendorong becaknya. Seharian, mereka sibuk dengan pekerjaan meronovasi rumah, dengan bahagia tentunya. Tetangga abah yang ikut membantu merenovasi, juga menyulap pohon cemara biasa mencadi rumah pohon cemara! Fungsi rumah pohon tersebut untuk mencari sinyal, bersenang-senang (bermain), serta bermain ayunan juga bisa. Keesokan harinya, ada syukuran kecil atas rumah yang telah selesai direnovasi. Tetangga abah datang semua. Ikut bersuka cita. Berhari hari mereka masih menikmati semua waktu mereka. Hingga akhirnya abah memutuskan untuk mencari pekerjaan lain lagi. Siang malam, berhari-hari ia melamar pekerjaan untuk dirinya. Saat ia melamar pekerjaan di perusahaan terakhir... sang manager yang melayani abah berkata.. Maaf pak, kami masih mencari karyawan yang muda dan belum menikah. Tidak seperti bapa yang sudah menikah, jadi mohon maaf ya pak. Akhirnya  ia membuat keputusan besar mengenai pekerjaan untuk dirinya. Ia akan menjadi kuli bangunan! Seperti tetangga yang membantu ia merenovasi rumah mereka. Keesokan harinya, iapun melamar pekerjaan untuknya kepada sang mandor. Tidak sulit untuk melamarnya, hanya mengajak ia makan nasi uduk bersama tetangga dekatnya abah waktu itu. Selesai! Alhamdulillahnya, abah diterima! Senang bukan main hati abah. Esok harinya, ia bersemangat ke lokasi tempat rumah yang akan ia buat bersama yang lainnya. Mungkin karena ia ingin membahagiakan keluarganya, ia bekerja nonstop siang malam. Hanya istirahat beberapa kali dan sebentar. Malam harinya.. Bah, istirahat dulu bah! Tegur seorang tetangganya. Abah hanya mengangguk tapi masih bekerja. Ia terlalu memaksakan diri, hingga akhirnya, saat ia membawa dua ember dan berjalan diatas jembatan penghubung bersebrangan... GEDUBABRAK! BRANG! BRANG! PRANG!!

Penasaran dengan apa yang terjadi dengan abah kan??? Jangan lupa untuk menonton film Keluarga Cemara ya! KELUARGA CEMARA!! KEMBALI KE KELUARGA!! :) :) :)

Aku Alifa, pamit dulu pembaca... Wassalamu’alaikum..

Comments

Popular posts from this blog