Review buku Sirkus Pohon
Assalamu’alaikum
teman-teman... Kali ini Alifa bakal merivew buku untuk yang kesekian kalinya di
blog aku ini. Selamat membaca sambil menikmatinya!
Sesuai
dengan judul rtikel ini, aku akan mereview buku dengan judul Sirkus Pohon. Buku
ini ditulis oleh pak Andrea Hirata. Pak Andrea Hirata ini, penulis buku best
seller berjudul Laskar Pelangi yang sudah diterjemahkan ke beberapa bahasa
dunia, seprti bahasa Inggris, Turki, Korea, China, India, bahkan Arab! Wiss..
salut deh buat pak Andrea Hirata! Daripada membuatng waktu lagi, aku langsung
review saja ya!
Jumlah
halaman buku Sirkus Pohon ini, adalah 383, sedangkan bab-nya ada 87. Uniknya
lagi, pak Andrea membagi beberapa bab dalam 1 babak (tertulis dalam bukunya).
Berapa bab-nya sih tidak
tentu, 1 babak bisa berbeda beda bab-nya. Bab yang paling kusuka dalam buku ini
adalah bab berjudul Ada maksud, di
bab 12 dan babak 1. Judul babak yang pertama itu adalah Kaukah yang membelaku waktu itu? Di bab Ada maksud ini lucu dan ada pelajarannya tetap lho guys! Mau tahu
gimana sinopsis-nya? Dibawah ini langsung cus dibaca saja ya guys!
Jadi, sejak
dulu, Tegar (tokoh utama) menyukai seorang perempuan yang sungguh baik hati,
pintar, parasnya cantik pula. Nama perempuan itu adalah Dinda. Di bab
sebelumnya, ada kejadian corong TOA yang menyebabkan Tegar terlilit masalah
dengan temannya yang berbuat sesuatu yang bersangkutan dengan corong TOA.
Adinda tahu, Tegar menyukai dirinya karena kebaikan dalam dirinya. Maka dari
itu pula Adinda tidak mendengarkan kata orang orang untuk jangan mendekati
Tegar. Lho? Kok jangan sih? Tegar-kan
hanya temannya, belum tentu Tegar ikut berbuat kejahatan seperti temannya itu!
Lagipun, mana bukti kalau Tegar berbuat kejahatan. Tulisan diatas tadi
hanyalah pemikiranku ya guys! Biar kalian mengerti, setelah baca artikel ini,
coba beli bukunya di toko buku terdekat ya! Setelah bulat tekad Tegar untuk
menyukai Adinda apa adanya. Tegar-pun berencana untuk melamar Adinda. Maka hari
itu juga, ia berpakaian rapi apa adanya, membeli buah delima kesukaan Adinda di
pasar. Sepulangnya dari pasar, ia mendatangkan diri ke rumah Adinda dan
melamarnya tanpa ba, bi, bu, inilah,
itulah lagi, ia melamar Adinda setelah memberikan sekantong delima padanya.
Yang melamar bersemangat, yang dilamar hanya tersenyum tersipu-sipu malu saja.
Tapi aku belum punya kerja tetap. Tambah tegar sambil menunduk. Kalau begitu
carilah kerja tetap dulu. 20.00 Saran Adinda dengan wajah bercahaya (bagi
tegar). Berbulan-bulan tegar mencari pekerjaan tetap yang diimpikannya demi
seorang Adinda. Namun hasilnya masih, jeh!
Nihil! Ahh.. beruntung sekali! Sang Instalur listrik memberitahunya saat ia
measang listrik baru di kawasan Tanjung Lantai, ada seorang yang
meemberitahunya kalau seorang wanita yang sudah menjadi ibu-ibu sedang mencari
karyawan. Bersyukur sekali daku. Maka
esok paginya, Tegar menumpang bis reyot kearah kota Kabupaten. Setelah turun
dari angkot di terminal, tegar-pun menelusuri jalan berkelok-kelok seperti yang
diarahkan oleh instalur listrik. Akhirnya tegar sampai di depan rumah yang
digambarkan oleh instalur listrik. Saat ia mengetuk pintu dan pintunya dibuka,
ia disambut oleh seorang ibu-ibu yang usianya kira-kira sudah 40 tahun. Setelah
sang ibu mempersilahkan tegar duduk, tegarpun ditanyai siapakah yang memberikan
informasi mengenai kerjanya ini.
Suruhudin
bu, seorang instaltur listrik. Jawab tegar.
Pernah
bekerja dimana saja bung (panggilan
untuk seorang laki-laki di zaman dahulu)?
Tanya sang ibu
Pekerjaan
tegar banyak dan sering berganti-ganti, maka ia-pun memulainya dengan agak ragu
dan bimbang. Nah, dialog dibawah ini kebanyakan membuat aku tertawa terpingkal
lho guys! Apa kalian juga setelah membaca dialog dibawah ini? Silahkan dibaca
ya guys!
“Di usaha son sistem (inggris=sound system).”
“Oh, sebagai
operator mixer?”
“Bukan bu.”
“Sebagai?”
“Tukang
pikul spiker (inggris =speaker).”
“Sip, selain
itu?”
“Saya pernah
bekerja di pegadaian.”
“Bukan main.
Sebagai juru taksir kah?”
“Bukan bu.”
“Sebagai?”
“Juru
parkir.”
“Oh mantap,
selain itu?”
“Di CV Snack
Aneka Ria bu.”
“Ah enaknya,
di bagian quality control?”
“Bukan bu,
bagian menjual kerupuk di terminal.”
“Hebat!”
“Selain itu?”
“Di CV
Rahmat Bedikari bu.”
“Di bagian
akunting mungkin?”
“Bukan bu,
di bagian salesman kasur palembang.”
“Cukup
menantang. Mungkin banyak intrik-intrik dalam pekerjaan itu bukan?”
“Begitulah
bu.”
“Selain itu?
Mungkin 1 lagi.”
“Di usaha
kebersihan bu.
“Oh, sebagai
cleaningg service manager?”
“Bukan bu,
sebagai tukang kuras septic tank (bak
penampung kotoran).”
“Dua kata
dari saya bung. Luar Biasa! Tampaknya bung adalah orang yang selalu siap
bekerja. Bangun pagi, let’s go!”
Terkesima
tegar mendengar semangat dari sang ibu
“Aku senang
bekerja bu.”
“Ijazah terakhir,
kalau boleh tahu”
“Ijazah SD
bu.”
“Hmm.. Lumayan juga.”
“Terima kasih
bu.”
“Cita-citanya
apa?”
“Dulu pernah
punya cita-cita, sekarang tidak lagi bu.”
“Memang dulu
cita-citanya apa?”
“Ingin
bekerja di bandung bu.”
“Wah, jauh
sakali memangnya mau bekerja di mana di bandung itu?”
“Di IPTN bu.”
“Mantapp!”
“Terima
kasih bu.”
“Ojeh” kata
sang ibu “Bung saya terima...”
Terkesan dan
senang bukan main tegar.
Maka, ia-pun
menanyakan suatu hal kepada ibu tersebut. Untuk bertanya tentang sesuatu yang
Azizah pesan kepadanya dulu kalau bekerja. Kira-kira apa ya, yang ditanya
tegar! Biar seru, kalian beli dan baca sendiri deh bukunya! Oh iya, buku ini,
ber-genre untuk anak umur rata-rata 10 tahun ya pembaca!
Aku Alifa,
pamit dulu ya! Byee... Good Luck yach :)!
Comments
Post a Comment