Review buku Ayahku [Bukan] Pembohong
Assalamu’alaikum
teman-teman... Kali ini Alifa bakal merivew buku untuk yang kesekian kalinya di
blog aku ini. Selamat membaca sambil menikmatinya!
Buku ini,
dikarang oleh Tere Liye lho pembaca! Keren deh bukunya! Buku Ayahku Bukan
Pembohong yang kupunya, adalah edisi cetekan ke 21 lho pembaca! Wiw! Sudah
banyak banget kan?? Cetakan ke 21 ini, dicetak pada bulan Oktober 2018. Buki
ini juga diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama. Okech! Aku mulai ceritakan
ya! Jadi, judul bukunya tentu adalah Ayahku Bukan Pembohong seperti yang
tercantum dalam judul artikel ini. Cerita di dalam buku ini seru banget! Cuma
ceritanya tidak runut! Jadi random gitu. Dari masa saat ini, dan masa lalu! Dan
aku suka bab yang berjudul Ayahku Bukan Pembohong. Yakni bab paling akhir. Ini
menceritakan tentang penyesalan seorang anak kepada ayahnya. Ayahnya bercerita
yang sesungguhnya dan jujur tentang semuanya. Tapi sang anak merasa semua
cerita ayahnya itu berlebihan. Padahal sang ayah adalah orang paling dipercaya
1 kota waktu ia masih kecil. Kalau cerita yang kedua yang kusuka, adalah bab
berjudul Surat-Surat Itu. Jadi, sang tokoh (Dam) itu ingin membuat surat untuk
pesepak bola idolanya. Ia ingin mengirimkannnya karena sang Ayah telah
bercerita, bahwa idolanya (Dam) itu, dulu berteman dengan Ayah! Idolanya juga,
dulu adalah anak pengantar sup jamur dari salah satu restoran di luar negri.
Karena Ayahnya dulu mendapatkan beasiswa untuk belajar keluar negri. Sayang,
sang Ayah tidak mengizinkan Dam untuk melakukan hal itu. Sang kapten tidak
memiliki waktu untuk menjawab surat kamu dam. Jika dijawab, mungkin yang
memberikan balasan surat itu adalah bodyguard sang kapten. 1 bulan. Selama siang
malam dam membujuk ayahnya. Namun itu justru semakin membuat Ayah dam jengkel. “Ayah
akan mengurungmu dikamar! Jangan keluar jika hanya untuk jam makan! Mengerti?!”
Seru ayah dDam setelah makan malam telah usai, dan Dam masih saja membujuk
ayahnya. Sambil menangis, Dam berlari ke kamarnya. Di dalam kamarnya, ia
mendengar percakapan Ibu dan Ayahnya seharusnya kau tidak menceritakan itu! Kau
bahkan sudah kuingatkan untuk tidak menceritakan, atau dia bisa bertindak
seperti ini! Kata Ibu Dam. Tapi aku tidak dapat mengira ini. Balas Ayah Dam
lagi. Setelah percakapan itu selesai, Dam-pun sudah nyaman untuk bersiap tidur.
Dan hanya tinggal memejamkan matanya. 2 hari saat hukuman berlangsung
kemudian.. Pagi ayah. Kata Dam. Ayahnya hanya melihat sekilas lalu kembali
membaca koran. Setelah Dam sarapan, ia berpamitan pada Ibu dan Ayahnya. Saat berpamitan
pada Ayahnya, ia memberikan secarik kertas surat untuk Ayahnya, lalu berangkat
ke sekolahnya. Inti dari suratnya adalah ia meminta maaf sebesar mungin atas
kekeras kepalanya dia. Lalu ia menambahkan. Beberapa bulan yang lalu, ia dan
ayahnya menonton pertandingan sepak bola tim kapten malawan tim lainnya. Dam
bersikeras bahwa tim kapten-lah yang akan menang malam ini. Lalu Ayahnya
mengatakan, “jika tim kapten kalah malam ini, kau boleh jadi orang yang paling
sedih di dunia ini Dam.” Kata ayah Dam, dan benar saja. Tim kapten kalah pada
malam itu. “Ayah salah dalam kalimat “jika
tim kapten kalah malam ini, kau boleh jadi orang yang paling sedih di dunia ini
dam.” Salah. Aku justru orang yang paling sedih. Lebih sedih dinbandingkan saat
tim kapten kalah. Paling sedih karena telah membuat ayah marah dan berteriak di
rumah untuk kali pertamanya. Dan boleh jadi aku adalah anak yang paling keras
kepala di dunia ini.” Di akhir suratnya ia kembali meminta maaf kepada
ayahnya dan juga dengan kalimat Dari pengemar
terbesar Ayah sepanjang masa, dam. Aaahh! Co cweett.. Hubungan kedekatan
antara orangtua dan anak! Saat ayah dam meletakkan surat itu di meja makan, Ibu
Dam berkata “Kau telah mendidiknya menjadi anak yang berbeda sekali. Sungguh
dia akan tumbuh besardengan pemahaman yang baik, hati dan kepala yang baik,
meski itu terlihat berbeda dari jutaan orang lain.” Dan ending dari bab ini
lucu banget! Saat ibu mengatakan kalimat itu, aku justru sedang bertengkar
bersama Jarjit (teman sekelasnya yang dikenal pembuat masalah) di sekolah.
Bwahaha! Tertawalah aku sambil berguling-guling dikasur saat membaca ending
dari bab ini. Bahkan bunda saja juga menceritakan kalau ia juga tertawa saat
membaca ending bab itu. Bunda bisa tahu karena bunda sudah membaca buku ini lebih
dulu dari aku. Nah, pesan pentingku untuk kalian, kalian harus menyayangi kedua
orang tua kalian ya! Karena kalian dapat hidup di dunia ini atas izin Allah dan
orang tua kalianlah yang
memperjuangkannya. Dan kalau kalian sudah sampai dahalaman terakhir buku
ini, cepat-cepatlah kalian memeluk ayah kalian dan mengucapkan “aku sungguh
sayang kepadamu ayah.” Sudah dulu artikel aku kali ini ya! Dagh!
Assalamuu’alaikum pembaca blo aku! Jadi pembaca setia blog aku ya! Please..
InsyaAllah postingan aku bermanfaat semua kok!
Comments
Post a Comment