Review Buku Dikatakan Atau Tidak Dikatakan Itu Tetap Cinta


Assalamu'alaikum guys! Heiligenschein. Artikel review buku pertama di tahun 2020 ini. Okay. Click the Read More!






+Quiz! : Carilah 'keanehan' pada gambar kesatu dan ketiga! Tulis jawabanmu di comment.+

Buku ini, ditulis oleh Tere Liye atau pak Darwis. Buku ini, bukan buku novel fiksi lho guys! Melainkan buku sajak. Apa itu sajak?

Readers : Sama kayak puisi thor!

Tetot! Salah! Wlee :b :p

Readers : Apaansih thor _-

Oke, daripada aku diprotes readers, aku langsung kasih tau aja ya!

Sajak itu, puisi yang sifatnya individual. Makna dari sajak-pun, lebih luas dibanding puisi. Kenapa? Karena sajak lebih berkaitan dengan bunyi di dalamnya. Kata demi kata didalam sajak-pun, memberikan nilai rasa yang mirip atau bahkan sama, sehingga ada kesamaan makna dalam satu baris sajak.

Guys, penjelasan diatas ini, adalah versi aku ya! Cuma, maknanya tetap sama kok. Cuma penyusunan katanya saja yang berbeda. Okey?
Buku sajak ini, sudah 4 kali dicetak lho! Buku yang kupunya ini, adalah buku cetakan yang keempat (tahun 2018). Sedangkan terbitan pertama, terbit pada tahun 2016. Buku ini, diterbitkan oleh  PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Tebal buku ini, setebal 104 halaman, guys. Tapi tidak dengan cover, sanksi pelanggaran undang-undang hak cipta, serta deskripsi buku yay.
Buku ini, terdiri atas 24 sajak loh!

Readers : Lha? Dari samping kok, kelihatan tebal ya thor?

Nah, itu dia keunikannya! Cover buku ini, terbuat dari hard cover. Udah pada tahu kan, hard cover itu apa? Oke, kujelasin lagi deh. Hard cover, adalah cover buku yang terbuat dari karton tebal atau karton buffalo. Oh iya, ada lagi lho, keunikan dari buku ini!
Yakni, tiap halaman buku ini, bergambar dan berwarno lho! Hmm.. Bukan warna yang nge-jreng sih, warna coklat, hitam, krem, sama orange aja. Pokoknya, simpel dan klasik deh! Dan 1 sajak, panjangnya tidak tentu guys! Bisa pendek, pendek banget, panjang, atau bahkan panjang banget. Tapi, setiap sajak jumlah halamannya sama. Yaitu 4 halaman. Oke, langsung kureview aja ya! 

WARNING (1) : Review versi aku itu, kureview bab yang paling kusuka, bab yang paling kocak dan bab yang paling bikin kepalaku ruwet.
WARNING (2) :
Kalau kalian mau baca buku ini, jangan pakai perasaan aja. Nanti Cuma bisa baper, tapi gak tau makna sajaknya apa.
Buku ini untuk anak 13 tahun ketas yaa...

Bab yang paling kusuka :
  • Rahasia Kecil

Halaman 17
Di sajak ini, diceritakan bahwa jika kita ingin mengetahui sesuatu, maka hendaknya kita bertanya ke orang terdekatnya maupun sumber terpercaya. Contoh, sepasang sahabat. Jika kita ingin mengetahui rahasia si A, maka hendaknya kita bertanya kepada si B. Biasanya, si A selalu menumpahkan perasaannya kepada sahabatnya, si B. Entah dari senang, sampai galaunya.
Bait yang paling kusuka : ‘Ke sanalah (ke sahabat) semua rahasianya tumpah. Sadar atau tidak.’
  • Sendiri

Halaman 65
Dalam sajak ini, kita diberikan bait-bait yang membuat kita bersyukur. Bersyukur atas apa? Bersyukur atas keluarga yang kita punya. Kasih sayang yang mereka berikan, keceriaan yang mereka berikan, sampai kericuhan demi kesenangan kita dan keluarga. Jadi, bersyukurlah karena kita masih memiliki dan dikelilingi oleh keluarga.
Bait yang paling kusuka : ‘Maka bersyukurlah yang memiliki keluarga. Memiliki teman-teman terbaik.’
  • Puisi Kalkulator Perasaan

Halaman 81
Sajak ini menjelaskan, bahwa... :
  1. Perasaan adalah hal yang lebih rumit dari rumusan maupun teori apapun bagi yang tidak mengerti
  2. Perasaan kita tidak bisa ditentukan dengan persen
  3. Sesuatu yang dipaksakan hilang dari pikiran maupun hati kita, justru bisa tumbuh membesar maupun tak terbilang
  4. Jauh di mata, dekat dihati. Apakah itu?? (Quiz buat readers. Hehe..)

Dan ada lebih dari 3 lagi. namun ku tak sanggup menuliskannya *Lha?*
Okeii... Kita lupakan perkataan diatas oleh creator. Simpelnya gini.
Kalau kalian mau tahu apa lagi, ada baiknya kalian baca aja sendiri! Soalnya, lebih dari 3 poin yang tidak aku ceritakan, itu lebih mengandung unsur 13 tahun keatas. Gitchuu...
Ngerti?

Readers : Ngerti lah!

Oke, bagus.
Next!

Bab yang kocak:

Puisi Lebay
Halaman 93
Kenapa dibilang lebay? Karena si 'Aku' selalu bertanya sesuatu yang sudah terjadi secara alamiah namun tidak dapat dijelaskan mengapa, dan disambung-sambungkan dengan kegalauannya yang tidak bisa mendapatkan hati si 'Dia'. 
Bait yang menurutku kocak : 'Padahal lalat saja selalu nempe di tumpukan sampah. Dia tidak mau nempel sama sekali padaku. Bayangkan guys, si ‘Aku’ beserta si ‘Dia’ diibaratkan dengan lalat dan sampah. Geli kan?


Bab yang bikin kepalaku ruwet (diawal sampai akhirnya ngerti) :

Memilikimu
Halaman 21
Jadii... Kita gak boleh egois sama perasaan kita yang gak ada kepastiannya. Jika kita memang suka dengan seseorang, tidak boleh dipaksakan ia harus menyukai kita juga. Ada baiknya, jika kita menyimpan saja perasaan kita dalam hati, dan menceritakannya kepada orang yang kita percaya saja.
Bait yang kusukai :'Hanya menyimpan perasaan itu dalam hati'


Nah, sekian dulu dariku ya guys! Don’t forget to buy the book at online shop yooo.. Dan jangan lupa buat jawab pertanyaanku diatas tadi. Tunggulah artikelku yang selanjutnya. Stay at home, and, byee!!

Comments

Popular posts from this blog